Kediri (ANTARA) - Tim Penggerak PKK Kota Kediri, Jawa Timur, membagikan makanan tambahan untuk 20 balita di Kelurahan Singonegaran guna mendukung pemenuhan gizi bagi pertumbuhan mereka.
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar di Kediri, Kamis, mengemukakan pemkot setempat fokus terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita di daerah itu.
Pemkot Kediri juga mengajak semua pihak berperan aktif untuk menurunkan angka stunting dengan harapan bisa zero stunting.
"Anak-anak yang grafik berat badannya mulai menurun, dalam pantauan Dinas Kesehatan Kota Kediri," katanya.
Pihaknya hadir di Kelurahan Singonegaran untuk memantau pemberian makanan tambahan kepada anak-anak. Para balita yang hadir bersama orang tuanya tersebut, termasuk yang mendapatkan bantuan makanan tambahan.
Dia menjelaskan tujuan pemberian bantuan makanan tambahan untuk balita tersebut guna memperbaiki pola makan.
"Karena pola makan itu sangat penting. Jika pola makan dan pola asuhnya tidak diubah, berat badan balita tidak bisa naik," kata dia.
Ia mengatakan periode emas anak terjadi saat dalam kandungan hingga usia dua tahun. Saat periode emas tersebut terjadi pertumbuhan otak balita pada tahap maksimal dan tidak bisa diulang.
Pihaknya menyayangkan bila balita dalam usia tersebut mengalami tumbuh kembang secara tidak optimal.
"Biasanya karena tidak ASI eksklusif, adanya anggapan bahwa susu formula pengganti makan, dan lainnya," ujar dia.
Bunda Fey, sapaan akrabnya itu, juga mengingatkan ibu-ibu bahwa susu formula bukan pengganti makan. Anak-anak harus makan makanan bergizi seimbang.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan temuan stunting di kota ini hampir terjadi di seluruh kelurahan di daerah ini.
Namun, saat ini ada 10 kelurahan yang menjadi lokus nol stunting, yakni Kelurahan Blabak, Banaran, Betet, Bangsal, Pesantren, Tamanan, Ngadirejo, Jagalan, Dandangan, dan Mrican.
Berdasarkan data e-PPGBM hasil verifikasi dan validasi data Februari 2023, jumlah stunting di Kota Kediri pada 2022 mencapai 941 balita. Sebaran kasusnya didominasi kecamatan kota setempat, sedangkan pada 2023 turun menjadi 778 balita.
Ia mengatakan penyelesaian masalah stunting tidak bisa cepat, melainkan harus melalui proses cukup panjang. Untuk itu, program yang dilakukan harus bisa berkelanjutan. Masyarakat juga terus diberikan pemahaman mengenai gizi yang harus diberikan kepada anak.
"Kami bersepakat menurunkan angka stunting di Kota Kediri dengan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memikirkan secara detail solusinya," kata dia.
Pemberian makanan tambahan itu kepada 20 balita di Kelurahan Singonegaran. Menu makanan tambahan yang diberikan, yakni soto ayam dengan telur rebus. Anak-anak makan bersama dengan antusias.