Trenggalek (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terus mengembangkan upaya peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) di daerahnya untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, salah satunya adalah menekan angka stunting atau kekerdilan yang biasanya disebabkan gizi buruk.
Komitmen itu disampaikan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin usai mengikuti pidato kenegaraan dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-78 Kemerdekaan RI dalam sidang paripurna DPRD Trenggalek di Trenggalek, Rabu.
"Ada beberapa poin yang disampaikan (Presiden). Salah satunya, mendekati tahun politik, politik kebangsaan kita adalah bagaimana meneruskan untuk Indonesia maju menuju Indonesia emas di tahun 2045," katanya.
Untuk mewujudkan itu, Trenggalek bekerja ‘maraton’. Kerja ‘maraton’ itu diwujudkan dengan peningkatan IPM Trenggalek dari 69,74 pada 2020 menjadi 71,00 pada 2022 merujuk data badan pusat statistik.
Selain itu angka stunting juga mengalami penurunan menjadi 17 persen berdasarkan survei nasional dan sembilan persen berdasarkan bulan timbang mandiri.
"Jadi apa yang disampaikan Bapak Presiden tadi, selaras dengan apa yang juga menjadi prioritas di Kabupaten Trenggalek," imbuhnya.
Dengan sumber daya yang mumpuni melalui peningkatan IPM hingga menekan angka stunting itu, Bupati Arifin atau Mas Ipin optimistis angka pendapatan per kapita per tahun di Trenggalek akan meningkat.
Jika dihitung menggunakan mata uang dolar, Ipin menyebut pendapatan per kapita per tahun Trenggalek adalah sekitar 2.500 dolar.
"Kalau di Indonesia sekarang angkanya mungkin 4500 dolar per kapita per tahun. Jika dibandingkan dengan Singapura 65 ribu dolar per kapita per tahun. Nah presiden tadi berharap 10 tahun ke depan di Indonesia pendapatan per kapitanya bisa bertambah," ujarnya.
Untuk mewujudkan itu, Mas Ipin mengatakan akan mengoptimalkan hilirisasi produk dan mineral seperti hasil perkebunan dan pertanian.
Misalnya, dengan pengolahan pasta durian hingga porang yang saat ini tengah dikembangkan.
Langkah itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan per kapita.
Peningkatan pendapatan itu menjadi tantangan karena Trenggalek bukan termasuk daerah industrialisasi. Kendati demikian Mas Ipin tak menampik adanya dinamika di lapangan.
Namun jika suatu saat Bumi Menak Sopal jadi daerah industrialisasi tidak boleh mengesampingkan aspek lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana alam.
"Nah di Trenggalek tentu ini juga menjadi PR karena kita masih belum menjadi pusat industrialisasi. Tapi kalau jadi industrialisasi nanti bagaimana dengan lingkungan di sekitarnya makanya juga harus balance nanti antara kegiatan ekonomi dan juga ruang lingkup," katanya.
Wakil Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi menyebut, untuk mewujudkan itu Trenggalek perlu kerja ‘maraton’.
Untuk itu pihaknya mengajak seluruh unsur di Bumi Menak Sopal bahu membahu mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Salah satunya adalah meningkatkan IPM hingga menekan stunting yang jangka panjangnya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Jadi pak presiden mengatakan kita harus lari maraton, harus berlari benar untuk menyambut Indonesia emas," kata dia.