Jakarta (ANTARA) - Petenis Rusia Daniil Medvedev kembali ke elemen paling nyaman dalam bermain tenis dengan musim lapangan keras yang akan dia mulai di Toronto Masters, Kanada.
Petenis nomor tiga dunia itu menjadi unggulan kedua di belakang Carlos Alcaraz karena absennya Novak Djokovic, yang dengan begitu terlambat mempersiapkan diri menghadapi US Open yang akan dimulai 28 Agustus.
"Saya merasa hebat di lapangan keras, permainan saya cocok untuk itu. Tapi juga mudah kalah - ada begitu banyak orang yang ingin menang," kata Medvedev, dikutip dari AFP, Selasa.
Medvedev, dengan 20 gelar dalam kariernya, mendapatkan setengah dari jumlah gelar tersebut di lapangan keras luar ruangan.
"Saya merasakan performa yang terbaik di lapangan keras, di lapangan tanah liat dan rumput saya memiliki lebih banyak hal yang mengganggu tubuh saya," ujar Medvedev.
Baca juga: Kanada Open: Alcaraz ingin tebus kesalahan dengan kemenangan
"Di lapangan keras saya merasa sangat cair," kata petenis berusia 27 tahun itu, yang menunggu lawan di babak kedua pemenang antara petenis wild card Kanada Vasek Pospisil dan petenis Italia Matteo Arnaldi.
"Saya sangat senang di sini, mari kita lihat bagaimana akhirnya."
Pemenang ATP Masters 1000 Kanada dua tahun lalu itu telah melakukan latihan bersama saingan beratnya Alcaraz pada akhir pekan.
Alcaraz mengalahkan Medvedev dalam dua dari tiga pertemuan mereka sebelumnya. Petenis Spanyol berusia 20 tahun itu memenangi dua pertandingan terakhir mereka, termasuk semifinal Wimbledon pada Juli.
"Kami menjalani latihan yang hebat. Dia bermain sehari setelah tiba. Meski hanya enam jam perubahan waktu tubuh Anda masih lelah setelah terbang," kata Medvedev.
"Senang dapat latihan bersama, saya sangat siap untuk turnamen ini. Saya tidak berlatih setiap hari dengan rival saya, tetapi ada beberapa kali dalam setahun."
"Saya ingin melakukannya dengan baik di sini, selalu ada sedikit tekanan tetapi Anda harus menahannya dan menghadapinya," ujar Medvedev.
"Saya tidak tahu apakah ini karena perubahan iklim, tetapi setiap bola di Tur tampaknya semakin lambat setelah beberapa pertandingan."