Pria yang akrab disapa Midun tersebut, saat ditemui wartawan di depan Stadion GBT, Jumat malam, mengatakan tidak menyangka atas sambutan yang dilakukan oleh para suporter Persebaya, Bonek, kepada dirinya yang akan berangkat ke Jakarta untuk menyuarakan keadilan atas tragedi Kanjuruhan.
"Saat melintas di Surabaya saya dikawal Bonek, Alhamdulillah sambutannya akrab sekali, ini di luar dugaan, saya tidak membayangkan kalau semudah ini perjalanannya," ujarnya.
Menurut dia, sesuai rencana awal, setiap kali melewati kota yang disinggahi, dirinya akan mampir ke stadion-stadion tersebut sambil menyuarakan keadilan untuk Kanjuruhan.
"Misi saya untuk perdamaian dengan masing-masing suporter di daerah dan sekaligus memberi imbauan agar tidak mengulang kejadian di Kanjuruhan," ucapnya.
Midun mengaku kalau keluarga dan temannya sempat khawatir jika dirinya singgah ke Surabaya karena rivalitas yang terjadi antarsuporter Persebaya dan Arema FC.
"Keluarga dan teman-teman saya khawatir. Mereka bilang Nggak bahaya ta, tapi ternyata welcome," kata Midun.
Pantauan ANTARA, tulisan yang ada di bagian keranda mayat di belakang sepeda Midun tidak hanya satu, namun ada beberapa.
Selain tulisan besar di kain hitam yang menutupi keranda, ada juga tulisan kecil di kardus berwarna coklat, yakni "Tetapkan tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggan berat HAM".
Selain itu, ada juga tulisan di alas yang sama, yaitu ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Aksi dengan mengusung tema "Ekspedisi Lintas Stadion Jalur Pantura Malang-Jakarta" tersebut akan dilakukannya hingga 17 Agustus 2023, dengan rute dari Stadion Kanjuruhan, singgah di Stadion Gajayana, kemudian Gelora Delta Sidoarjo.
Kemudian, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Joko Samudro Gresik dan Surya Jaya Lamongan.
Setelahnya, lanjut ke Kota Tuban, Rembang, Semarang hingga sambung ke Jakarta.
"Targetnya tanggal 17 Agustus 2023 sudah sampai Jakarta," ucap Midun.