Trenggalek (ANTARA) - Pemkab Trenggalek meluncurkan inovasi program dapur cegah dan atasi stunting (Dapur Cinta), yakni sebuah program kerja pemerintah daerah setempat dalam memberikan makanan tambahan kepada bayi di bawah dua tahun (Baduta) stunting serta ibu hamil sebagai upaya pencegahan gagal tumbuh kembang pada anak.
"Selain menurunkan angka stunting, Dapur Cinta ini merupakan upaya untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem di Trenggalek,” kata Ketua TP-PKK Trenggalek Novita Hardini saat meluncurkan Dapur Cinta dalam kegiatan "Makaryo Ning Ndeso Hebat" (Mening Deh) di Balai Desa Sukowetan, Rabu.
Dengan pemberian makanan tambahan (PMT) setiap hari kepada Baduta stunting dan ibu hamil hingga mentas, pemerintah berharap Trenggalek nol stunting.
Di Trenggalek ada 2.459 anak stunting, 458 ibu hamil kurang energi kronis (Bumil KEK) dan 1.061 bumil risti (ibu hamil risiko tinggi).
“Kita tahu separuh lebih populasi Trenggalek adalah perempuan dan anak. Dengan penyempurnaan program SMS (sareng masak sama) Bu Novita, kami berharap Trenggalek bisa nol stunting,” imbuhnya.
Novita mengatakan nantinya ada dapur-dapur cinta di setiap desa, dan untuk menunjang operasional itu, Pemkab Trenggalek menyiapkan anggaran sebesar Rp5,5 miliar bersumber dari APBD, untuk PMT tersebut.
Dengan upaya itu, Trenggalek menargetkan 2024 angka stunting jadi enam persen jauh di bawah target rata-rata nasional 14 persen.
"Angka stunting berdasarkan bulan timbang mandiri enam persen, meskipun secara survei nasional sekitar 17 persen. Namun, untuk mewujudkan itu, perlu dukungan semua pihak, karena kebutuhan masyarakat tidak statis dan butuh semangat partisipasi," tuturnya.