Kediri - Sebanyak 15 anak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, diketahui lahir dari ibu yang menderita virus HIV/AIDS (ODHA), hingga memerlukan pemantauan dan penanganan secara dini jika ikut tertular penyakit tersebut. Kepala Seksi Pemberantasana Penyakit Menular Langsung (P2ML) Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Nur Munawaroh, Jumat menyebut, dari 15 anak itu, yang saat ini masih dipantau dinas ada enam anak. "Dari jumlah itu, enam anak dipantau karena ikut program PMTCT ('Preventing Mother-to-child Transmission'), sementara lainnya tidak ikut," paparnya mengungkapkan. Ia mengatakan, untuk yang ikut dipantau lewat program PMTCT, mereka bisa diketahui kondisinya, termasuk memberikan pengobatan dini, jika benar positif terinveksi HIV/AIDS. Namun, untuk yang tidak terpantau lewat program PMTCT ini, Nur menyebut sulit. "Mungkin mereka sudah tidak tinggal di daerah ini lagi, jadi kami kesulitan untuk melacaknya. Padahal, dengan program PMTCT in, kami bisa berikan pengobatan dini jika positif terinfeksi," jelasnya. Nur mengatakan, dari enam jumlah temuan anak-anak yang mengikuti program PMTCT itu, tiga di antaranya diketahui positif. Sementara untuk lainnya belum bisa diindentifikasi, karena usia mereka belum 18 bulan. Kondisi mereka yang sudah positif saat ini juga baik, belum menunjukkan penurunan daya tahan tubuh. Ia juga menyebut, kasus yang menimpa anak-anak ini di Kabupaten Kediri mulai ada peningkatan. Mereka bisa tertular, karena ibu mereka juga diketahui positif terinfeksi. Jumlah penderita HIV/AIDS, terutama kalangan ibu rumah tangga, lanjut dia, saat ini juga meningkat. Dari 277 kasus mulai 2006 hingga 2011 ini, kasus yang menimpa ibu rumah tangga mencapai 42 orang, TKI 21 orang, WTS 119 orang, PNS dua orang, 13 lainnya buruh kasar, dan sejumlah profesi lain. Pada Agustus 2011 ini saja, temuan HIV/AIDS ada tujuh orang. Dari temuan itu, ibu rumah tangga yang diketahui menderita HIV/AIDS mencapai empat, dua lainnya buruh kasar, sementara sisanya adalah seorang WTS. "Dari tahun per tahun, kasus temuan pada ibu rumah tangga meningkat. Bisa jadi mereka tertular dari suaminya, hingga ketika hamil pun, juga berisiko menimpa pada anaknya," ucap Nur. Untuk penanganan pencegahan, agar anak yang dilahirkan seorang ibu rumah tangga yang positif HIV/AIDS, Nur menyebut harus dipantau sejak trimester kedua kehamilan sampai melahirkan. Bahkan, untuk proses melahirkan pun, tidak diajurkan secara normal, untuk mencegah ada luka pada anak yang dilahirkan itu. "Kalau proses melahirkan, diajurkan lewat sesar. Setelah itu, si ibu juga tidak boleh menyusui anaknya," jelasnya. Ia berharap, kasus ini juga semakin banyak ditemukan di Kabupaten Kediri. Dengan itu, pihaknya akan lebih mudah melakukan pemantauan dan penanganan kesehatan, termasuk kepada bayi yang baru melahirkan dari ibu penderita HIV/AIDS atau orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
15 Anak di Kediri Lahir dari Ibu "ODHA"
Jumat, 9 September 2011 9:44 WIB