Surabaya (ANTARA) - Hotel Vasa Surabaya mendukung program pemerintah untuk mengatasi hingga memutus rantai stunting pada balita di Indonesia, khususnya Kota Surabaya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Vasa Touch.
Bekerja sama dengan Prenagen di bawah naungan Kalbe Nutritionals, program tersebut membagikan lebih dari 400 butir telur dan susu UHT dan 45 kotak susu Prenagen Mommy dibagikan kepada 27 penerima yang terdiri dari 12 balita stunting dan 15 ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis).
“Stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga kita semua. Program kali ini membawa manfaat lebih sekaligus memutus rantai, apalagi stunting biasanya dimulai dari ibu hamil yang kekurangan energi kronis, dan hal tersebut selain dari makanan tinggi protein juga dibutuhkan makro nutrisi dari susu” ujar Director of Marketing Communication Tanly Hospitality Mona Cella dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Jumat.
Kota Surabaya, kata dia, mempunyai target dengan angka pravelensi zero (nol) pada tahun 2023, namun upaya untuk mengatasi stunting tidaklah mudah karena angka mungkin bertambah selama masih ada kelahiran di suatu wilayah.
"Oleh karena itu pengentasan stunting tidak hanya terbatas pada balita yang sudah stunting, namun juga sejak janin dalam kandungan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Kalbe Nutritionals Woman Nutrition Jawa Timur Sucahyono Adhi mengatakan pemenuhan gizi ibu hamil sangatlah penting, terlebih asam folat yang tersedia dari sumber nutri makro, yang penting bagi ibu hamil dan perkembangan otak janin.
“Pemenuhan makanan yang kaya protein dan juga makro nutrisi adalah kunci dari pencegahan angka stunting, karena tidak hanya berkaitan tinggi badan tapi perkembangan otak janin dan asam folat yang ada pada susu khusus ibu hamil sangat penting untuk mencegah stunting dari akar-akarnya," ujar Cahyo.
Selain itu, Camat Dukuh Pakis Surabaya Annita Hapsari menambahkan, dampak stunting dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak di masa depan, tidak hanya tinggi badan yang akan terhambat, melainkan pertumbuhan otak juga tidak akan berkembang sehingga anak akan sulit belajar dan sulit berkonsentrasi.
"Secara fisik balita stunting juga akan rentan terkena penyakit kronis dan itu semua dapat diatasi dengan pemenuhan gizi yang mencukupi," ucapnya.