Kab Kediri (ANTARA) - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memberikan apresiasi atas animo tinggi masyarakat menonton pergelaran wayang yang diselenggarakan pemerintah kabupaten setempat.
"Kami berkomitmen untuk memberikan ruang bagi dalang lokal. Dalang asli Kediri semua yang mengisi acara tersebut," katanya di Kediri, Jumat.
Ia menjelaskan kegiatan ini untuk melestarikan budaya dan memberikan ruang para dalang lokal mementaskan kesenian tersebut setelah beberapa tahun terakhir vakum karena pandemi COVID-19.
Ia juga berdialog dengan warga yang menonton pergelaran wayang, salah satunya Darminto yang warga Desa Jambangan, Kecamatan Papar.
Kepada Bupati Hanindhito, ia mengaku menonton wayang hingga selesai dengan lakon dimainkan 12 dalang lokal secara bergantian, baik laki-laki maupun perempuan.
Pada kesempatan itu, ia memperoleh hadiah dari bupati berupa telepon seluler karena berhasil menjawab pertanyaan tentang usia Kabupaten Kediri saat ini yang 1219 tahun.
Pergelaran yang menggandeng Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Kediri. Tema dalam lakon yakni tentang Babad Kadhiri dalam perspektif cerita pewayangan dengan harapan menjadi sarana transformasi pengetahuan sejarah Kediri.
Sebanyak 10 lakon dalam pergelaran itu, yakni "Babad Mamenang" menceritakan sejarah Kerajaan Mamenang, "Sri Aji Joyoboyo Jumeneng" menceritakan sejarah Sri Aji Jayabaya menjadi raja di Mamenang, "Jongko Jinarwo" menceritakan tentang Sri Aji Jayabaya memaparkan tentang Jangka Jaya Baya, "Mayangkoro" menceritakan tentang moksa Resi Mayangkoro atau Anoman.
Selain itu, "Angling Dharma" menceritakan kelahiran Angling Dharma, cucu Sri Aji Jayabaya, "Sang Cakrawartin" (Cakrawartin artinya utusan Tuhan), menceritakan epos kepahlawanan Angling Dharma membantu Kerajaan Kediri dari marabahaya, "Jaya Amijaya Dadi Ratu" menceritakan Raden Jaya Amijaya, anak Prabu Jayabaya menjadi raja, "Jaya Amisena Dadi Ratu" menceritakan Raden Jaya Amisena anak Prabu Jaya Amijaya menjadi raja.
Selain itu, "Sri Aji Pamasa Krama" menceritakan pernikahan anak Prabu Jaya Amisena bernama Sri Aji Pamasa, dan "Sri Aji Pamasa" menceritakan Kerajaan Mamenang dilanda banjir bandang sehingga kerajaan tenggelam dan dipindah ke Pengging.
"Dengan mengetahui jalannya cerita dengan karakteristik tokoh yang ada dalam tiap lakon, kami berharap ada nilai-nilai positif yang dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian," kata Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana.
Bupati Hanindhito apresiasi animo masyarakat menonton wayang
Sabtu, 6 Mei 2023 2:05 WIB