Lumajang (ANTARA) - Sejumlah warga bersama komunitas Arya Wiraja Astronomi Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengamati gerhana matahari hibrida dengan kacamata khusus dan teleskop di alun-alun kabupaten setempat, Kamis.
Penanggungjawab Komunitas Arya Wiraja Astronomi Lumajang Beni Eko mengatakan, gerhana matahari sudah bisa terlihat pada fase pertama pukul 9.30 WIB, kemudian fase puncaknya pada pukul 10.53 WIB, dan fase akhir terjadi pada pukul 12.24 WIB.
"Saat ini yang terlihat di Lumajang adalah gerhana matahari sebagian, bukan gerhana matahari total. Lamanya gerhana matahari tersebut berkisar rentang waktu sekitar 3 jam dengan tiga tahap fase yakni awal, puncak, dan akhir," tuturnya di Lumajang.
Menurutnya fenomena gerhana matahari hibrida tersebut merupakan fenomena alam yang terjadi setiap lima tahun sekali, sehingga gerhana itu akan terjadi kembali pada tahun 2027.
"Gerhana matahari itu terlihat jelas dengan menggunakan kacamata khusus atau teleskop karena cuacanya cukup cerah. Kalau sedikit ada awan saja, maka fenomena alam tersebut tidak dapat diamati," katanya.
Di sela-sela kegiatan pengamatan tersebut, komunitas Arya Wiraja Astronomi Kabupaten Lumajang juga memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan peristiwa astronomi, sehingga beberapa warga tertarik untuk melihat dan mengabadikan fenomena langka tersebut.
Gerhana matahari hibrida adalah dimana pada suatu titik bisa menyaksikan gerhana cincin dan tempat lainnya gerhana matahari total, namun di Jawa Timur hanya bisa dilihat gerhana sebagian saja.
Beni juga memberikan tips kepada masyarakat untuk melihat gerhana matahari hibrida dengan menggunakan sebuah kardus bekas yang dilubangi dan ditempel dengan kertas putih dan aluminium foil.
Kegiatan pengamatan gerhana matahari tersebut juga menarik minat warga datang ke alun-alun Lumajang untuk menyaksikan gerhana matahari hibrida dengan arahan dari komunitas astronomi yang memiliki sejumlah alat teropong.