Surabaya - Ratusan penghuni Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos), Jalan Keputih, Surabaya, Selasa, menerima layanan kesehatan gratis dari Yayasan Pondok Kasih (YPK). Dalam bakti sosial bertajuk "Ramadhan Berbagi" dan Peringatan HUT ke-66 Kemerdekaan RI itu, 50 aktivis YPK memberikan layanan kesehatan gratis mulai dari pelayanan kesehatan umum, gigi, kejiwaan, sampai "screening" hipertensi. Tidak hanya itu, para penghuni Liponsos juga mendapatkan paket makan siang berupa kue dan susu kotak, bahkan layanan potong rambut dan "manicure" (potong kuku) ala salon juga diberikan dalam aksi sosial ini. Maisaroh, misalnya, terlihat pasrah saat rambutnya dipotong oleh aktivis YPK, bahkan perempuan yang mengalami gangguan psikotik dan mengaku dari Palembang itu diam saja saat kukunya dipotong (manicure). "Aku sekarang sudah cantik," katanya setelah mendapatkan perawatan ala salon, bahkan perempuan yang sudah dua bulan menghuni Liponsos mengaku betah di tempat penampungan dari orang-orang psikotik (kejiwaan), tunawisma, anak jalanan, pengemis dan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang kena 'garuk' Satpol PP atau polisi. Sama halnya dengan Halila (11), anak jalanan yang kena razia dan baru dua hari menghuni Liponsos itu mengaku senang mendapatkan perawatan rambut dan kuku. "Makasih ya, tante," kata anak jalanan yang sepertinya mengalami gangguan psikotik itu ketika rambut kriwulnya dipotong. Menurut Hana Amalia Vandayani Ananda, ketua Yayasan Pondok Kasih (YPK), aksi sosial bertema "Ramadhan Berbagi" itu memang memperingati HUT ke-66 Kemerdekaan RI dan juga untuk berbagi kasih di bulan Ramadhan. "Kami menerjunkan 50 aktivis dalam aksi sosial itu," kata Hana Ananda yang pernah mendapatkan penghargaan Satya Lancana (2004-2005) dan Dharma Karya Kancana (2006) dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. Sementara itu, koordinator aksi dr Michael Leksodimulyo MBA M.Kes yang juga Direktur Community Health YPK itu mengemukakan rata-rata penghuni Liponsos mengalami penyakit kulit yang disebut Scabies atau biasa dikenal dengan nama Gudiken. "Hal ini disebabkan faktor tempat tidur yang kotor, pakaian yang tidak pernah dicuci dan lingkungan yang kurang bersih," kata dokter Michael yang baru saja mendapatkan predikat 'Sang Teladan' dari salah satu produk kesehatan ternama. Dalam kesempatan itu, Kepala Liponsos Keputih Surabaya Sri Supatmi mengaku sangat terbantu dengan aksi sosial yang dilakukan Yayasan Pondok Kasih. "Mudah-mudahan bisa berlanjut seterusnya dan bisa diikuti oleh lembaga atau yayasan sosial lainnya. Karena kami tidak bisa bekerja sendiri untuk menangani semua permasalahan di sini tanpa ada keterlibatan pihak luar," katanya. Jumlah penghuni Liponsos saat ini sudah "overload" karena hingga 16 Agustus 2011 tercatat ada 915 jiwa yakni Psikotik (388 Pria, 295 Wanita), Gelandangan dan Pengangguran (106 Pria, 78 Wanita), Anak Jalanan (15 Pria, satu Wanita), PSK/Waria (13), dan Lansia (empat Pri, 15 Wanita). "Sampai pertengahan Ramadhan sendiri, ada peningkatan jumlah sebanyak 200 jiwa yang kebanyakan didapat dari hasil razia Satpol PP, aparat kepolisian, dan aparat berwenang lainnya," katanya.
Penghuni Liponsos Surabaya Terima Layanan Kesehatan Gratis
Rabu, 17 Agustus 2011 0:06 WIB