Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan pesan almarhum Emmeril Kahn Mumtadz kepada wisudawan Institut Teknologi Bandung saat mewakili mendiang anaknya untuk diwisuda sebagai sarjana teknik di Fakultas Teknik Mesin Dan Dirgantara (FTMD) ITB.
"Pesan untuk wisudawan, Anda sudah lulus anda akan mengarungi sebuah petualangan kehidupan. Saya doakan semoga Allah selalu berikan kemudahan pada anda para wisudawan semoga selalu diberikan jalan lempeng dan tercapai semua ikhtiar," ujar Emil dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Minggu.
Dia juga menyampaikan beberapa pesan pada para wisudawan yang juga sempat diberikan untuk almarhum Eril.
"Nasihat saya ke anak cuman satu, 'hei Eril ingat pesan Papa, musuhmu musuh terbesar mu adalah dirimu sendiri'. Hanya itu," ujarnya.
Emil kemudian menjelaskan makna dari pesan tersebut. Menurutnya, setiap orang itu memiliki musuh terbesar bukan orang lain. Melainkan diri sendiri, apapun yang terjadi, keberhasilan, kegagalan merupakan hasil dari diri sendiri.
"Setiap kita punya musuh yaitu diri kita sendiri, diri, kita yang malas, sombong, julid diri kita suka flexsing suka pamer, dan diri kita masih butuh pujian manusia dan diri kita yang seolah dunia ini selamanya," katanya.
Selain itu, Emil juga memberikan beberapa kalimat pengingat pada para wisudawan. Dia mengingatkan agar tetap, menjadi manusia yang mulia.
"Manusia paling mulia bukan manusia pintar, manusia paling mulia, bukan manusia terkaya, manusia paling mulia, bukan manusia paling berkuasa. Manusia paling mulia adalah yang hidupnya bermanfaat untuk masyarakat," katanya.
Emil kemudian menceritakan sedikit soal sosok Eril. Dia melahirkan putra pertamanya ini pada 25 Juni 1999 saat sedang merantau di Amerika. Sosok Eril selama hidupnya tidak pernah menyusahkan orang tua dan tidak pernah pamer barang milik orang tua.
"Sepanjang hidupnya, almarhum tidak, pernah menyusahkan orang tua. Sepanjang hidupnya Eril tidak pernah pamer kekayaan orang tua, saat temannya naik mobil dia bersepeda dari Pendopo Wali Kota, setiap hari bersepeda," katanya.
"Saat yang lain minta duit orang tua dia bekerja sendiri untuk menambahi kuliahnya dan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk kebaikan," kata dia.
Sepanjang sambutannya, Emil sesekali terlihat terbata-bata dan mencoba tegar untuk tetap menyelesaikan sambutannya. Bahan, dia sempat berhenti sejenak karena teringat almarhum.
Di akhir, Emil menyampaikan bahwa seorang anak hanyalah titipan melalui rahim ibunya, dan setiap jengkal tanah ini milik Allah.
"Anak saya lahir di Amerika, besar di Indonesia dan berpulang di Eropa. Semua jengkal tanah ini milik Allah, hanya manusia yang beri judul ini sebagai negara apa, wilayah apa pada dasarnya semua planet bumi milik Allah," kata dia.