Surabaya (ANTARA) -
Dewan Pakar Yayasan Majelis Taklim Surabaya (Yamatas) menilai pidato Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tentang pentingnya manajemen keluarga sebagai sebuah hal yang mesti direspons positif.
Ketua Dewan Pakar Yayasan Majelis Taklim Surabaya (Yamatas) Teguh Rachmanto dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Selasa, mengatakan bahwa Megawati menyebutkan kaum ibu yang mengikuti pengajian juga harus proaktif dalam melakukan manajemen keluarga yang baik.
“Saya sudah lihat dengan penuh pidato Ibu Megawati. Saya kira itu bukan kritik kepada pengajian. Coba lihat videonya utuh. Itu kan kemudian disambung soal pentingnya manajemen keluarga. Itu ajakan positif agar bagaimana aktivitas keagamaan bisa membawa orang untuk proaktif menebar kebaikan di keluarga dan masyarakat, untuk penanganan stunting dan sebagainya,” ujarnya.
Menurut dia, apa yang disampaikan Megawati tentang pengajian yang dipungkasi dengan arahan untuk menyusun manajemen keluarga adalah bagian dari siyasatud dunya, bagian dari politik untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di duniaz
“Siyasatud dunya, tata kehidupan dunia, harus dijalankan dengan memastikan kemaslahatan dan mencegah keburukan, yuhaqqiqul maslahah wa yadroul mafsadah,” ucapnya.
Dalam hal ini, lanjutnya, Megawati memastikan agar seluruh kekuatan kaum perempuan fokus pada perbaikan SDM, salah satunya soal stunting yang dimulai dari manajemen keluarga yang baik.
"Misalnya itu bisa dimulai dari pengajian yang dilengkapi untuk mencari solusi atas permasalahan konkret warga, seperti stunting, pemberdayaan ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, pola pengasuhan anak dan sebagainya," katanya.
Menurut Teguh, siyasatud dunya ini telah dilakukan di Kota Surabaya, di mana ibu-ibu pengajian diarahkan untuk bergabung dalam wadah koperasi agar diberi pelatihan menjahit seragam, jahit tas, kuliner, hingga sablon.
Tak hanya itu, lanjutnya, para ibu nyai di Surabaya termasuk di dalam Yamatas yang juga dibina Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, kata Teguh, selalu memotivasi jamaahnya untuk mandiri secara ekonomi.
Tujuannya, lanjutnya, demi ketahanan keluarga dan membekali mereka tips-tips menciptakan keluarga yang saqinah, mawaddah, warahmah.
"Kalau ekonomi keluarga mandiri, asupan gizi ke anak semakin baik. Belum lagi Pemkot Surabaya juga membantu pemenuhan nutrisi anak. Tidak mengherankan bila prevalensi stunting di Surabaya berada pada titik terendah di Indonesia yakni 4,8 persen pada 2022," ujarnya.
Dengan begitu, pidato Megawati terkait pengajian yang diawali dengan ucapan beribu-ribu maaf adalah sebuah saran bahwa perempuan harus menjadi women of action yang terlibat dalam segala urusan demi kebaikan keluarga, bangsa dan agamanya.
“Itu pesan yang ingin disampaikan Ibu Megawati. Bisa disimpulkan bahwa kehidupan Ibu Megawati tidak jauh dari dunia politik atau siyasah. Politik yang diajarkan adalah politik tindakan, yang melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang sederhana dalam ucapan namun istimewa dalam tindakan," ujarnya.
Hal ini, menurut Teguh, selaras dengan yang disampaikan para ulama bahwa tujuan politik adalah iqamatud din (hirasatud din) wa siyasatud dunya (menegakkan din dan mengatur urusan dunia).