Tadarus Al Quran Sering Terganggu Listrik Padam
Kamis, 4 Agustus 2011 4:50 WIB
Pamekasan - Kegiatan shalat tarawih dan tadarus Al Quran di sejumlah masjid dan mushalla di berbagai wilayah di Kabupaten Pamekasan, Madura sering terganggu oleh listrik padam.
"Hampir setiap malam kegiatan ibadah shalat taraih dan tadarus Al Quran di sekitar rumah saya di sejumlah masjid dan mushalla selalu terganggu karena istrik padam," kata Andri, warga Desa Teja, Kecamatan Kota, Pamekasan, Rabu malam.
Ia menjelaskan, kendati tidak berlangsung lama, akan tetapi pemadaman listrik tersebut sangat mengganggu kehusyukan umat Islam dalam menjalankan ibadah shalat tawarih dan tadarus Al Quran.
"Waktunya memang tidak terlalu lama, tapi sering terjadi. Kadang hanya dalam hitungan jam, padam lagi," katanya menjelaskan.
Seringnya pemadaman aliran listrik di wilayah ini tidak hanya dialami warga Desa Teja, akan tetapi hampir merata di semua wilayah kecamatan di Kabupaten Pamekasan. Seperti di wilayah Kecamatan Larangan, Pademawu, Galis dan Kecamatan Kadur.
Menurut Misnadi, warga Desa Gagah, Kecamatan Kadur, sejak memasuki bulan Ramadhan ini pemadaman listrik sudah lima kali terjadi.
"Kami juga tidak mengerti kenapa sering padam. Padahal bukan musim penghujan," ucap Misnadi.
Semestinya, sambung dia, pada musim kemarau, apalagi memasuki bulan Ramadhan ini, aliran listrik terjaga dengan baik, karena pada malam hari, umat Islam melaksanakan shalat tarawih dan tadarus Al Quran.
Secara terpisah Kepala PLN Pamekasan Grahito menjelaskan, seringnya terjadi pemadaman aliran listrik akibat terganggu mainan layang-layang.
Menurut Grahito, pemadaman yang terjadi di sekitar wilayah Kecamatan Kota, Rabu malam itu, karena ada sebuah layang-layang yang menggunakan lampu, nyangkut di aliran kabel listrik di Desa Teja, sehingga menyebabkan ledakan dan membuat aliran listrik padam.
"Itu yang membuat aliran listrik di sana padam. Soalnya, ketika layang-layang menggunakan lampu itu nyangkut di kabel listrik, secara otomatis akan menimbulkan ledakan," katanya menjelaskan.
Grahito mengaku, sebenarnya jauh hari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan ini, pihaknya telah menyampaikan surat edaran yang berisi imbauan agar masyarakat tidak bermain layang-layang di dekat aliran listrik.
Akan tetapi, sambung dia, imbauan yang disampaikan kepada masyarakat tidak diindahkan, bahkan makin banyak warga yang bermain layang-layang menggunakan lampu.
"Ketika kondisinya seperti itu, jelas kami tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi permasalahan seringnya pemadaman aliran listrik ini. Karena di satu sisi penyebab pemadaman aliran listrik dari masyarakat sendiri," katanya menjelaskan.
Oleh karenanya, sambung Grahito, pihaknya meminta kesadaran semua pihak, agar tidak bermain layang-layang menggunakan lampu di dekat aliran listrik.
"Kalau layang-layang tanpa lampu, itu tidak akan membuat aliran listrik mati, tapi yang berpotensi membuat aliran listrik mati adalah layang-layang berlampu itu," katanya menjelaskan.