"Saya berharap sinergi dengan pengurus Masjid Nasional Al Akbar untuk menjadikan masjid ini sebagai benteng melawan radikalisme," katanya dalam sambutan di hadapan jamaah setelah Sholat Jumat di masjid nasional itu.
Oleh karena itu, pihaknya berharap laporan dari pengurus dan jamaah masjid bila ada potensi radikalisme di wilayah Kodam V/Brawijaya. Bagi Pangdam, Islam itu Rahmatan Lil Alamin, bukan mengajarkan kekerasan.
"Bisa langsung kepada kami di TNI tapi bisa juga melalui Polri, karena kami selalu bersinergi juga dengan jajaran Polri, sejak saya tugas di Kalbar, NTB, dan Sulteng," kata Pangdam yang sering keliling masjid dan pesantren itu.
Ketika bertugas di NTB, pihaknya berhadapan dengan kelompok radikal JAD di Bima, lalu di Sulteng juga berhadapan dengan JAD di Poso.
"Saat di NTB, kami dari TNI bersama Polri masih bisa berdialog dengan kelompok JAD di Bima, tapi di Poso, kami terpaksa menyelesaikan 13 pimpinan teroris yang sulit diajak dialog dan sudah mengangkat senjata, bahkan kami juga menyisir pesantren radikal di Poso," katanya.
Khusus di Jatim, pihaknya juga berharap sinergi semua pihak di wilayah Kodam V/Brawijaya untuk melawan radikalisme dan narkotika.
"Di Jatim, narkotika juga perlu menjadi perhatian kita bersama, karena penyalahgunaan narkotika di sini sudah pada tahap mengkhawatirkan," kata jenderal bintang dua yang bertugas di Kodam Brawijaya sejak 30 Desember 2022 itu.
Dalam silaturahmi itu, Pangdam V/Brawijaya diterima sejumlah pengurus MAS, diantaranya Prof KH Ridlwan Nasir, KH M Sudjak, dan pengurus MAS lainnya.