Tahanan Tulungagung Meninggal karena Sakit
Sabtu, 30 Juli 2011 21:01 WIB
Tulungagung - Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tulungagung, Suheriyanto, menyatakan, bahwa kasus meninggalnya salah seorang tahanan perempuan di RSUD dr Iskak, murni karena sakit.
"Tidak ada faktor lain. Dia masuk sini sudah dalam kondisi sakit," katanya melalui telepon seluler, Sabtu sore.
Jawaban tersebut disampaikan Suheriyanto sekaligus untuk menepis isu adanya unsur penganiayaan ataupun faktor kekerasan lain sehingga menyebabkan tahanan perempuan bernama Indayana (32) tewas.
Menurut dia, tersangka penipuan yang berlatar belakang sebagai kasir salah satu diler motor di Kecamatan Ngunut itu dibantarkan pengadilan ke Lapas Tulungagung sudah dalam kondisi sakit-sakitan.
Buktinya, ujar Suheriyanto, Indayana tercatat sudah dua kali masuk rumah sakit sejak dia dibantarkan.
"Sudah dua kali, terakhir ya Jumat (29/7) kemarin itu sebelum akhirnya meninggal tadi pagi (Sabtu pagi)," ujarnya.
Kematian Indayana yang diduga menjadi otak serangkaian penipuan nasabah dealer sepeda motor yang menjadi tempatnya bekerja itu memang sempat memantik kecurigaan.
Sebab, kematian janda dua anak yang masih tercatat sebagai warga perumahan Sobontoro Permai, Kelurahan Sobontoro, Kecamatan Tulungagung itu terkesan mendadak.
Padahal, selain masih muda, sejumlah tetangganya menyebut kondisi Indayana selama ini baik-baik saja atau relatif jarang sakit, apalagi sesak nafas seperti yang dialaminya menjelang ajal tiba.
"Kami memang tidak tahu pasti. Tapi sebelum kena kasus, sepertinya kok baik-baik saja ya. Hanya memang dia orangnya gampang marah (temperamental)," kata salah seorang warga yang rumahnya tak jauh dari rumah korban di Perum Sobontoro Permai.
Sayang, pihak keluarga enggan dikonfirmasi mengenai kematian Indayana. Begitu meninggal pada Sabtu pagi, sekitar pukul 07.00 WIB, pihak keluarga langsung membawanya pulang untuk kemudian dimakamkan.
"Kalau berdasar pemeriksaan medis maupun laporan dari petugas di IRD (instalasi rawat darurat), almarhum ini memang masuk sini karena mengalami sesak nafas. Suhu tubuhnya juga tinggi (demam) saat diperiksa dokter jaga," ujar staf humas RSUD dr Iskak, Sujianto.
Ia tidak mau berspekulasi ataupun berkomentar mengenai penyebab kematian tahanan perempuan tersebut saat menjalani perawatan di RSUD dr Iskak.
Alasan Sujianto, kewenangan penyelidikan maupun penyidikan merupakan wilayah kepolisian.
Sehingga ketika ditanya wartawan mengenai sebab-sebab kematian Indayana, dia hanya bilang bahwa sejauh ini kematian korban karena alasan yang wajar, yakni karena sakit bawaan.
Ibu muda ini terbelit masalah hukum sejak sekitar tiga bulanan lalu. Ia bahkan langsung ditetapkan sebagai tersangka setelah sejumlah konsumen di dealer tempatnya bekerja, melapor ke polisi dan mengatakan bahwa mereka telah menjadi korban penipuan Indayana.
Modusnya, Indayana merubah kontrak jual-beli kendaraan yang ditanganinya, dari seharusnya telah dibayar kontan menjadi jual-beli secara kredit.
Ironisnya, manipulasi kontrak jual-beli itu dirubah tanpa sepengetahuan konsumen sehingga bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) tidak segera turun.
Total kerugian yang ditanggung puluhan konsumen akibat ulah tersangka Indayana ini ditaksir mencapai ratusan juta. *