Kediri (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Blitar, Jawa Timur, memberikan pendidikan dan pendampingan warga binaan untuk membuat kerupuk puli guna bekal mereka setelah keluar lapas.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Jawa Timur Imam Jauhari mengapresiasi langkah yang dilakukan Lapas Blitar memberdayakan warga binaan dengan memberi pelatihan pembuatan kerupuk puli yang akan diekspor ke luar negeri.
"Kami melakukan kerja sama dengan pihak ketiga terkait pengiriman atau ekspor kerupuk puli. Kerupuk ini adalah hasil produksi warga binaan Lapas Blitar. Nantinya ekspor perdana ke Hong Kong," katanya di Blitar, Selasa.
Ia menjelaskan rencana ekspor perdana kerupuk puli tersebut sekitar 20 kardus yang sudah disiapkan untuk dikirim. Jumlah ini sedikit karena masih perdana.
Namun, kata dia, pihaknya berharap nanti produksi bisa bertambah. Para warga binaan yang membantu akan mendapatkan premi yang bisa diambil setelah mereka bebas dari tahanan.
Markus Permadi (34), salah satu warga binaan yang membuat kerupuk puli mengungkapkan bahwa dirinya bersama teman sebelumnya mendapatkan pelatihan membuat kerupuk puli. Ada sekitar 10 warga binaan yang ikut pelatihan.
Ia mengaku senang mendapat pelatihan karena bisa dijadikan bekal keterampilan yang bermanfaat. Terlebih lagi, hasil pembuatan kerupuk puli itu dikirim ke luar negeri.
"Kami awalnya ikut bimbingan kerja, kemudian memproduksi bersama teman-teman binaan. Kami senang bisa membuat kerupuk puli," kata Markus.
Ia mengaku membuat kerupuk puli tergolong mudah. Hanya dibutuhkan beras sebagai bahan utama, rempah-rempah, garam, dan bahan lain. Semuanya dicampur, dimasak, dan siap dicetak.
Dalam sehari, ia bersama teman binaan bisa membuat sekitar 4 kilogram beras sebagai bahan pembuatan kerupuk puli.
Ia mengaku senang karena selama ikut produksi mendapatkan upah. Nantinya, upah itu bisa diambil saat bebas atau keluar lapas.