Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra mengapresiasi keberadaan Pasar Kramat di Dusun Wonokerto, Desa Warugunung, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jatim, yang tetap melestarikan jajanan tempo dulu.
Gus Barra sapaan akrabnya memberikan apresiasi kepada warga Dusun Wonokerto yang bisa mengubah sebuah lahan tanah terbengkalai milik beberapa warga menjadi tempat wisata kuliner jajanan tempo dulu dengan nama Pasar Kramat.
"Senang sekali dapat berbaur dengan warga yang berkunjung di Pasar Kramat ini. Sangat menarik, bahwa Pasar Kramat ini dengan konsep alami dan asri. Semua jajanan yang disajikan dengan bahan alami semua, tanpa bahan pengawet serta para penjualnya berpakaian model zaman dulu," katanya Minggu.
Menurut informasi, kata dia, dulunya lahan ini tempat pembuangan sampah warga sekitar. Inisiatif hebat dari komunitas warga Wonokerto dengan mengubahnya menjadi pasar jajanan tradisional, yang kemudian menjadi tempat wisata kuliner alami.
"Saya sangat mengapresiasi sekali langkah dari rekan-rekan warga Dusun Wonokerto Desa Warugunung Pacet. Semoga dapat ditiru oleh warga desa desa lainnya," ujarnya.
Pasar Kramat tersebut telah menjadi daya magnet tersendiri bagi masyarakat Mojokerto maupun luar Mojokerto.
Pasar Kramat yang hanya buka dua kali setiap bulan ini, menyajikan jajanan tempo dulu seperti horok-horok, blendung, tiwul, gatot, lupis, serabi, dawet.
Kedatangan Gus Barra mendapat sambutan dari ribuan warga pengunjung Pasar Kramat dan banyak dari mereka yang mengajak ngobrol serta foto bersama di depan stand jajanan tempo dulu.
Erlina salah satu pengunjung kaget yang melihat langsung keberadaan Pasar Kramat itu karena seperti terbawa telah berada di pasar tempo dulu.
Dia bersama teman lainnya juga sempat foto bareng dengan Gus Barra, yang dia anggap Gus Barra sebagai pemimpin yang menjadi idola bagi para millenial dan para emak-emak di Mojokerto.
"Kaget bercampur senang, setelah melihat sendiri Pasar Kramat ini. Lihat sendiri kan, para penjualnya berpakaian kebaya seperti zaman dulu. Jajanannya murni alami tempo dulu. Sudah 3 jam disini masih betah, apalagi ada Gus Barra juga berkunjung," katanya.
Kepala dusun Wonokerto Muhammad Sahrul Fatah mengatakan, konsep ekonomi kerakyatan dan konsep alami yang dipakai dalam mendirikan Pasar Kramat ini, yang artinya memberdayakan dengan melibatkan langsung seluruh warga Wonokerto yang dalam rangka meningkatkan perekonomian warga setempat.
"Semua para penjualnya dari Dusun warga Wonokerto. Sejak awal pengunjung masuk diberikan penjelasan mengenai transaksi di dalam pasar. Pertama pengunjung harus menukar uang dengan koin yang terbuat dari potongan kayu melingkar kecil sebesar uang logam, dengan harga satu koin dibanderol Rp2 ribu," katanya. (*)