Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya menyerahkan 193 penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kepada para kader Institusi Masyarakat Perkotaan (IMP) dengan masa pengabdian puluhan tahun.
"Bisa dibayangkan dalam 10 tahun, 20 tahun, hingga 30 tahun yang lalu itu butuh perjuangan, mungkin sekarang ada insentif yang diberikan kepada kader," kata Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Surabaya Rini Indriyani saat menyerahkan penghargaan di Gedung Sawunggaling, Surabaya, Kamis.
Adapun 193 kader IMP yang mendapatkan piagam penghargaan dari BKKBN dengan masa pengabdian selama 30 tahun sebanyak 14 orang, masa pengabdian selama 20 tahun sebanyak 47 orang, dan masa pengabdian selama 10 tahun sebanyak 132 orang.
Selain menyerahkan penghargaan bagi Kader IMP, Ketua TP PKK Rini Indriyani juga menyerahkan penghargaan kepada Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) yang terus mensosialisasikan dan memberikan pendampingan keluarga mengenai pentingnya penggunaan KB.
"Tadi juga ada Penyuluh KB yang mendapatkan penghargaan. Tentunya bukan perjuangan yang mudah melihat karakter orang Surabaya yang sulit, ketika mereka diminta untuk menggunakan KB," ujar dia.
Rini Indriyani menjelaskan penggunaan KB bertujuan untuk membatasi jumlah kelahiran untuk menciptakan keluarga sehat dan sejahtera. Jika dalam sebuah keluarga tidak menggunakan KB, memiliki potensi terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan berisiko terhadap kesehatan, ekonomi, hingga membahayakan jiwa sang ibu.
"Kalau dalam satu keluarga dengan kondisi tidak bisa memberikan secara cukup dari segi kesehatan dan pendidikan, itu akan sangat disayangkan. Sehingga, kita gencarkan 2 anak cukup, maksimal 3 anak dengan harapan mereka bisa terpenuhi dari segi pendidikan dan kesehatan," kata dia.
Dalam kegiatan tersebut juga menghadirkan beberapa pasangan usia subur (PUS) yang memakai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), yakni metode MOP (Metode Operasi Pria) dan MOW (Metode Operasi Wanita). Para pasangan yang hadir juga memberikan testimoni atau kesaksian saat memilih MKJP tersebut.
"Ini mulai kami kembangkan dan disosialisasikan penggunaan KB tidak harus perempuan, tetapi juga bisa dilakukan oleh laki-laki. Sudah dijelaskan bahwa ketika laki-laki yang memilih MOP tidak ada efek samping dan tidak berpengaruh pada kondisi fisiknya, sehingga dengan adanya Kader IMP dan PKB bisa dilakukan konsultasi bahwa penggunaan MOP dan MOW sangat aman," kata dia.
Sementara itu, salah satu akseptor dari Kelurahan Margorejo, Kelurahan Wonocolo Kota Surabaya Aziz menyampaikan bahwa dirinya baru saja ber-KB dengan MOP pada 28 Desember 2022. Semula, istri Aziz berniat untuk memasang metode kontrasepsi, hanya saja setelah melakukan konsultasi dengan dokter, kondisi istrinya tidak memungkinkan untuk menggunakan kontrasepsi.
"Opsi terakhir adalah saya harus maju menjadi akseptor dan memilih MOP. Alhamdulillah semuanya lancar, menurut saya lebih ringan operasi pria daripada operasi wanita dan pemulihannya juga cukup cepat. Tidak istirahat total, tetapi tidak diperbolehkan untuk mengangkat beban berat terlebih dahulu," kata Aziz.
Dia juga mendorong para suami, jika kondisi sang istri tidak memungkinkan untuk melakukan pemasangan metode kontrasepsi, para suami bisa mencoba memilih melakukan MOP. "Karena semuanya aman, jadi bapak-bapak atau suami bisa mencoba memilih menggunakan MOP," kata dia.
Pemkot serahkan 193 penghargaan BKKBN untuk kader IMP Surabaya
Kamis, 19 Januari 2023 19:55 WIB
Bisa dibayangkan dalam 10 tahun, 20 tahun, hingga 30 tahun yang lalu itu butuh perjuangan