Karawang (ANTARA) - Para petani garam di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, beralih profesi menjadi petambak ikan akibat cuaca ekstrem yang masih terjadi di wilayah Karawang.
Sekretaris Dinas Perikanan Karawang, Abuh Bukhori, di Karawang, Senin, mengatakan, akibat cuaca buruk dan tidak menentu, kini produksi garam di Karawang belum bisa diolah para petani garam.
Atas hal tersebut, saat ini para petani garam di wilayah pesisir Karawang menyulap lahan tambak garamnya menjadi tambak ikan.
Menurut dia, proses pembuatan garam memerlukan air laut, panas matahari dan angin untuk membentuk kristalisasi.
Namun, kata Abuh, saat ini musim hujan disertai angin kencang melanda hampir seluruh wilayah Karawang membuat para petani garam mencari cara untuk bisa bertahan.
“Garam hanya bisa diproduksi saat musim kemarau, karena proses pembuatannya memanfaatkan air laut, panas matahari dan angin,” katanya.
Dengan demikian, kata dia, para petani garam tidak akan memproduksi dan tambak garam pun beralih fungsi sebagai tempat budidaya ikan.
“Ketika harga garam saat musim kemarau pun para petani tidak produksi, tambak garam dijadikan untuk budidaya ikan bandeng,” ujarnya.
Ia menambahkan, pada tahun lalu produksi garam di Karawang mencapai 200 ribu ton. Jumlahnya akan meningkat pada saat harga pasar kian meningkat pula.
Menurut dia, hasil produksi saat ini masih dimanfaatkan untuk proses pemindangan ikan, dan hasilnya telah dikirim ke beberapa wilayah di Jawa Barat, selain itu pengiriman pun telah diperluas hingga ke Tangerang.
“Pertama petani garam akan semangat ketika harga pasar bagus dan produksi tahun lalu di atas 200 ribu ton per tahun. Garam kita diserap untuk masyarakat lokal dan dijual ke beberapa kota di Jawa Barat dan Tangerang,” ungkapnya.
Cuaca ekstrem, petani garam di Karawang beralih jadi petambak ikan
Senin, 9 Januari 2023 19:23 WIB