Bojonegoro - Jajaran Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), melakukan pengendalian tanaman tembakau Virginia Voor Oosgt (VO) di wilayah setempat yang diserang hama ulat. "Dari hasil pemantauan petugas kami di lapangan serangan hama ulat memang terjadi, hanya saja terjadinya serangan hama ulat masih di ambang batas," kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Khoirul Insan, Selasa. Ia mengatakan, serangan hama ulat yang terjadi di Desa Tegalkodo, Kecamatan Sukosewu, diperkirakan luasnya berkisar 15 hektare dengan jumlah sekitar 240 ribu pohon tembakau. Namun, lanjutnya, serangan hama ulat yang terjadi di wilayah setempat, masih dibawah ambang batas dan intensitasnya rendah. Di lain tempat, seperti tanaman tembakau di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, juga ada serangan hama ulat, dari pengamatan juga masih dibawah ambang batas. "Itu pun serangan terparah hanya ada di dua petani di Desa Tegalkodo dan serangan hama ulat hanya sekitar 10 persen dari tanaman tembakau yang ditanam," katanya menjelaskan. Sebab, menurut dia, di areal sawah di Desa Tegalkodo, Kecamatan Sukosewu tersebut, merupakan daerah endemi hama ulat. Di daerah setempat, setiap tahun selalu mengalami hal yang sama, muncul serangan hama ulat. "Pengendalian perkembangan hama ulat di sawah tersebut harus diputus, dengan menanam tanaman yang tidak serumpun setelah ini," katanya mengungkapkan. Dari hasil pengamatan, lanjutnya, jenis ulat yang menyerang yakni ulat grayak, ulat pupus, ulat tanah dan lalat putih. Selain itu, di wilayah setempat tanaman tembakau petani ada yang terkena penyakit lanas yang disebabkan jamur "phytophtora nocotianae" dan penyakit layu bakteri yang disebabkan "pseudomonas solanacearum". Yang jelas, katanya, usaha mengantisipasi serangan hama ulat tersebut, terus dilakukan. dengan memberikan bantuan obat insektisida. Selain itu, juga memberikan penyuluhan kepada para petani tembakau melalui sekolah lapang pengelolaan tanam terpadu yang ada di sejumlah lokasi di wilayah setempat. Pada prinsipnya, katanya, penanganan dalam tanaman tembakau harus dilakukan secara intensif sejak awal pembenihan. Ia mengambarkan, kalau pada tahap pembenihan sudah muncul hama, benih tembakau harus tidak dimanfaatkan. "Kami sangat optimistis serangan hama ulat tidak berpengaruh atas perkembangan tanaman tembakau di Bojonegoro," katanya menjelaskan. Berdasarkan data pada Dinas Perkebunan dan Perhutanan (Dishutbun) Bojonegoro, luas areal tanaman tembakau Virginia VO hingga akhir tutup tanam akhir Juni lalu, mencapai 11.152 hektare tertanam di 17 kecamatan. Sedangkan tembakau Jawa, yang diproyeksikan seluas 1.000 hektare, berkembang menjadi 1.442 hektare tertanam di 13 kecamatan, di antaranya di Kecamatan Sukosewu, Temayang, Ngasem, Tambakrejo, Ngraho, juga kecamatan lainnya.
Dishutbun Bojonegoro Kendalikan Tembakau Yang Diserang Ulat
Selasa, 19 Juli 2011 12:24 WIB