Surabaya (ANTARA) - Wakil Wali Kota Surabaya Armuji meminta distribusi obat gangguan ginjal akut dari pemerintah pusat dipercepat menyusul sudah sejumlah balita yang terkena penyakit tersebut.
"Saat ini, Pemkot Surabaya sedang mempersiapkan pencegahan infeksi gagal ginjal akut, di antaranya gencarkan sosialisasi PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) di kalangan masyarakat," katanya di Surabaya, Senin.
Ia mengapresiasi langkah tanggap pemerintah pusat untuk melakukan pengadaan obat gangguan ginjal akut.
Cak Ji, sapaan akrabnya, juga berharap agar dilakukan distribusi secara cepat terutama bagi wilayah-wilayah yang terdeteksi terdapat pasien gagal ginjal akut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan 26 vial obat Fomepizole untuk pengobatan gangguan ginjal akut progresif atipikal dari Singapura dan Australia telah dibawa ke Indonesia pada Minggu (23/10). Indonesia mendapatkan 10 vial obat Fomepizole dari Singapura dan 16 vial dari Australia.
Selain itu, Wawali mengatakan, Pemkot Surabaya juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) dan organisasi profesi bidang kesehatan melalui SE Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nomor: 443.33/34928/436.7.2/2022 tentang Kewaspadaan Dini terhadap Penyakit Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).
Surat itu sebagai tindak lanjut SK Plt. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal pada Anak, 18 Oktober 2022.
"Apabila ada warga Surabaya terinfeksi nanti akan dilakukan penanganan pertama oleh fasilitas pelayanan kesehatan di bawah kendali Dinas Kesehatan setempat," katanya.
Masyarajat juga diminta agar proaktif menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta melaporkan kepada Puskesmas. Selain itu, pelibatan Kader Surabaya Hebat (KSH) dalam sosialisasi pencegahan gencar dilakukan terhitung diterbitkannya surat edaran tersebut.