Kediri, Jatim (ANTARA) - Pengamat ekonomi asal Universitas Pawyatan Daha Kediri Sri Utami Hanggondosari menilai kebijakan mempercepat penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) tepat dapat mengatasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"BLT ini lebih tepat sasaran. Efektif dan efisien karena langsung kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Sri Utami di Kediri, Kamis.
Dekan Fakultas Ekonomi tersebut mengapresiasi langkah dari Pemkab Kediri yang tanggap secara cepat memberikan solusi pascakenaikan BBM.
Selain pemberian BLT dari pusat, pemkab juga memberikan subsidi terhadap transportasi yang mengangkut bahan pokok.
Menurut dia, dampak kenaikan BBM di Kabupaten Kediri belum signifikan terlihat. Bahkan, roda perekonomian juga berjalan baik, yang salah satunya karena UMKM yang cukup kuat.
"Di Kabupaten Kediri ini tidak terlalu berdampak secara fluktuasi seperti di daerah lain, karena perekonomian rakyat sudah cukup kuat melalui UMKM," kata Sri Utami.
Kuatnya UMKM ini, kata dia, dapat dilihat dari bagaimana pemkab terjun langsung mengawal kemajuan UMKM. Selain itu terbentuknya sentra dan garasi UMKM juga dinilai dapat memperkuat sektor UMKM.
UMKM yang menjadi penyokong utama perekonomian tetap tumbuh pesat meski ditempa pandemi selama dua tahun belakangan.
Sehingga dengan penguatan tersebut, lanjut dia, imbas dari kenaikan harga BBM ini tidak terlalu signifikan terhadap perekonomian di Kabupaten Kediri.
"Dengan daya beli masyarakat yang kuat, keuntungan bagi UMKM juga akan meningkat," kata dia.
Pemkab Kediri menyiapkan anggaran sekitar Rp100 miliar untuk masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM untuk mencegah inflasi daerah.
Dari dana subsidi Rp17 miliar disediakan untuk program, ditambah dengan alokasi untuk bantuan langsung tunai (BLT) BBM sebesar Rp73 miliar dengan sasaran 91 ribu penerima manfaat.