Surabaya (ANTARA) - Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho menekankan persatuan dan kesatuan kepada 3.489 mahasiswa baru yang berasal dari berbagai suku dan daerah saat pengukuhan di kampus setempat, Rabu.
"Mereka ini datang dari berbagai suku dan daerah ada yang dari Papua, Sumatera, Kalimantan, menganggap dirinya sendiri. Ternyata di Untag menyatu. Saya tekankan dari berbagai macam daerah dan suku maka melalui PKKMB inilah mereka mengenal Indonesia di Untag Surabaya," ujarnya.
Prof. Nug, sapaan akrabnya, mengatakan jumlah mahasiswa baru tahun ini meningkat jika dibandingkan dua tahun terakhir. Adapun penerimaan paling banyak terdapat di Fakultas Ilmu Komunikasi, disusul Fakultas Psikologi dan Fakultas Teknik yang mencapai 1.000 orang.
Dengan banyaknya mahasiswa yang diterima tahun ini, Prof. Nug memastikan jumlah rasio dosen dan mahasiswa berada di pertengahan ambang batas.
"Rasio dosen dan mahasiswa masih aman. Kita masih di batas ambang tidak minimal tidak maksimal. Seperti Fakultas Teknik inputnya 1.000 lebih rasio dosen kita di angka 1:30, sedangkan prodi Sosial di kisaran 1:40," katanya.
Baca juga: PKKMB di Untag Surabaya akhirnya kembali tatap muka
Baca juga: Untag Surabaya bentuk Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
Mulai tahun ini Untag Surabaya akan menerapkan Kurikulum Outcomes Based Education (OBE) atau kurikulum program internationalisasi. Rektor berharap dengan diterapkannya kurikulum tersebut lulusan siap menghadapi persaingan industri.
Bentuk Kurikulum OBE misalnya pada prodi Ilmu Komunikasi, penilaian capaian pembelajaran mahasiswa tidak hanya didasarkan pada pembelajaran kelas melainkan juga di luar kelas.
"Tidak hanya melihat proses pembelajaran mahasiswa tapi outcomenya seperti apa. Karena kita targetkan pada 2023 kurikulum akreditasi international," tuturnya.
Target tersebut tak lepas dari Untag Surabaya yang menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari tahun lalu, di mana Mendikbud menekankan mahasiswa tidak hanya mengais ilmu di satu kampus atau satu prodi saja tapi juga bisa lintas prodi dan kampus.
"Sehingga kita dampingi mahasiswa hingga mereka terampil," katanya.
Dalam pendampingan ini, Prof. Nug mengungkapkan jika pihaknya mendapat dana Hibah MBKM dari Kemendikbud yang mencapai Rp15 miliar.
"Dana ini akan digunakan untuk membentuk mahasiswa kompeten,"ujarnya.(*)