Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, fasilitasi pemusik jalanan atau pengamen melalui Festival Musik Jalanan sebagai upaya pemerintah daerah setempat untuk membuat para pengamen naik kelas.
"Dengan ajang ini bisa menjadi panggung kreasi untuk menunjukkan bakat terbaik kalian," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat membuka Festival Musik Jalanan di Gelanggang Seni-Budaya (Gesibu) Blambangan, Banyuwangi, Sabtu (13/8) malam.
Tidak hanya sebatas pada ajang festival, para penampil terbaik nantinya akan mendapatkan ruang tampil di sejumlah hotel, restoran, dan kafe. Hal ini dibubuhkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh sejumlah dinas terkait dengan Perhimpunan Hotel Restauran Indonesia Banyuwangi.
Dengan digelarnya festival ini diharapkan akan lahir musisi-musisi terbaik dari Banyuwangi, dan sekaligus dengan tampil di kafe hingga hotel berbintang.
"Insya-Allah bisa meningkatkan pendapatan tambahan bagi para pemusik," tutur Ipuk.
Selain itu, Bupati Ipuk juga mengajak para pengamen untuk dapat memanfaatkan sarana teknologi informasi guna menjadi panggung kreasinya. Karya-karyanya dapat ditampilkan di media sosial atau kanal youtube.
"Saat ini tidak harus ke Jakarta dulu untuk bisa jadi musisi terkenal. Peluang untuk berkarya sekarang semakin mudah. Tidak seribet dulu. Industri musik semakin mudah dimasuki. Kalian punya karya lagu, bisa masuk ke youtube, bisa dimasukkan ke spotify. Dari sana jika lagunya digemari, ada pendapatan yang masuk," kata Ipuk.
Ajang Festival Musik Jalanan sendiri dilakukan dalam beberapa babak. Yang pertama adalah babak penyisihan yang diselenggarakan di Radio Blambangan.
Di babak final tersebut, The Reborn yang terdiri atas lima personel dengan vokalis perempuan itu keluar sebagai juara pertama. Lalu, disusul oleh Kemangi Music dan Mentax untuk juara dua dan tiga. Sedangkan Jajag Ethnic dan Opo'o Grup masing-masing sebagai harapan satu dan dua. (*)
Pemkab Banyuwangi fasilitasi pengamen lewat Festival Musik Jalanan
Senin, 15 Agustus 2022 0:09 WIB