Banyuwangi (ANTARA) - Dua inovasi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, yakni Homestay Naik Kelas dan Pasar Pelayanan Publik menjadi nominator TOP 45 Kompetisi Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2022 yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mempresentasikan dua inovasi tersebut di hadapan panelis secara virtual, Senin.
Program Homestay Naik Kelas adalah program peningkatan kualitas homestay dari sisi SDM, pelayanan, hingga sarana prasarana guna meningkatkan wisatawan yang menginap di homestay. Sedangkan Pasar Pelayanan Publik adalah tempat layanan yang mengintegrasikan unit pelayanan publik dengan pasar tradisional sehingga warga bisa mengurus dokumen sembari berbelanja.
"Banyuwangi ini sudah 10 tahun tidak mengizinkan pendirian hotel melati. Kami ingin memberikan ruang kepada masyarakat untuk membangun homestay sehingga mereka turut menikmati berkah ekonomi dari pariwisata," kata Ipuk.
Menurut dia, dampak ekonomi pengembangan pariwisata tersebut harus menjadi terukur, terutama dalam mengerek ekonomi warga. Di Banyuwangi, pariwisata ikut mendorong penurunan kemiskinan, pendapatan per kapita masyarakat juga naik.
Kata Ipuk, saat ini laju kenaikan kemiskinan Banyuwangi tercatat yang terendah di Jatim berdasarkan data BPS, yaitu 0,01 persen pada kurun 2010-2021. Pada masa itu, seluruh daerah mengalami kenaikan angka kemiskinan karena pandemi.
"Lewat program Homestay Naik Kelas, kami buatkan standar agar fasilitas dan pelayanan mereka bisa bersaing, tidak kalah dengan hotel," ujarnya.
Berkat inovasi ini, lanjut Ipuk, jumlah homestay sesuai standar klasifikasi terus meningkat. Pada 2018 terdapat 24 unit, menjadi 204 unit (2021).
"Maka kami akan terus geber berbagai program untuk meningkatkan angka kunjungan ke homestay," katanya.
Selanjutnya, Bupati Ipuk juga memaparkan inovasi Pasar Pelayanan Publik yang merupakan pertama di Indonesia. Di Banyuwangi terdapat dua pasar pelayanan publik, yakni di Pasar Genteng dan Pasar Rogojampi.
Ipuk menjelaskan pasar pelayanan publik sebagai upaya pemerataan kualitas pelayanan publik. Mengingat Banyuwangi adalah kabupaten terluas di Pulau Jawa. Jarak daerah di selatan ke pusat kota bisa dua jam.
"Ini bagian dari pemerataan kualitas pelayanan publik, sehingga warga yang jauh dari pusat kota bisa merasakan layanan dalam standar yang sama dengan warga di kota," tuturnya.
Pasar pelayanan publik tujuan pertama, memudahkan warga mengurus dokumen kependudukan atau izin yang dibutuhkan. Kedua, ikut menggerakkan ekonomi pasar, karena dengan kehadiran unit pelayanan publik ini ikut meningkatkan trafik orang ke pasar tradisional.
"Inovasi Homestay Naik Kelas ini bagus karena bisa mendorong peningkatan ekonomi warga. Apalagi diperkuat kebijakan daerah yang membatasi pendirian hotel bintang tiga ke bawah yang memperkuat pengembangan homestay. Ini patut direplika daerah lain," kata salah satu panelis, Nurjaman Mochtar.
Pemaparan ini adalah seleksi tahapan pertama menuju Top 45 lomba Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik). Sebanyak 99 inovasi terbaik dari 3.478 inovasi se-Indonesia yang masuk, dipaparkan dan diseleksi secara ketat oleh tim panel independen yang ditunjuk Kementerian PAN-RB.
Panelis terdiri terdiri dari J.B. Kristiadi (akademisi Universitas Indonesia/UI), Tulus Abadi (Ketua YLKI), Neneng Goenadi (Country Managing Director of Grab Indonesia), Nurjaman Mochtar (Perwakilan Stasiun TV), R. Siti Zuhro (LIPI), dan Indah Sukmaningsih (YLKI), Harris Turino (akademisi), Eko Prasojo (akademisi UI), Dadan Suharmawijaya, Erry Hardjapamekas, serta Rudiarto Simarwono. (*)
Menuju TOP 45 Sinovik 2022, Bupati Ipuk paparkan dua inovasi Banyuwangi
Senin, 4 Juli 2022 20:45 WIB