Kediri (ANTARA) - Aparat Kepolisian Sektor Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dibantu TNI dan warga membersihkan sejumlah bangunan di Kecamatan Pare, yang rusak setelah diterjang angin kencang.
"Kami gotong royong membantu untuk membersihkan dari reruntuhan material bangunan. Bersama TNI dan warga melakukan kerja bakti membersihkan puing-puing bangunan yang ambruk," kata Kapolsek Pare AKP Bowo Wicaksono di Kediri, Senin.
Ia mengatakan hujan deras sempat terjadi dan mengakibatkan sejumlah bangunan mengalami kerusakan akibat terjangan angin kencang. Selain bangunan, terdapat juga beberapa pohon yang juga ambruk.
"Untuk dua rumah di Desa Pelem, hanya atapnya saja yang rontok. Selain itu juga ada pohon besar yang tumbang di belakang kantor Samsat di Pare, namun alhamdulillah tidak ada korban jiwa," ujar dia.
Kapolsek juga mengatakan, terdapat sebuah joglo milik Arif Febri Wiyanto (36) warga Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri yang mengalami kerusakan cukup parah. Joglo itu roboh akibat terjangan angin kencang.
Dari keterangan pemilik kafe, hujan memang terjadi di Kecamatan Pare disertai dengan angin kencang. Beberapa saat kemudian, korban melihat tiang penyangga joglo sempat terangkat saking kencangnya angin hingga kemudian jatuh kembali dan hancur.
"Tiang penyangga rumah joglo itu sempat terangkat dan terjatuh kembali karena angin kencang hingga kemudian hancur. Pemilik mengalami kerugian sekitar Rp50 juta," kata Kapolsek.
Dirinya dengan anggota juga ke lokasi joglo itu membantu proses evakuasi material bangunan. Warga juga ikut membantu.
Proses evakuasi pun juga tidak memerlukan waktu yang lama. Sisa material bangunan yang masih bagus dikumpulkan kembali, sedangkan yang sudah rusak parah juga dijadikan satu.
Ia pun meminta warga berhati-hati terutama saat hujan deras terlebih lagi disertai dengan angin kencang. Warga diimbau berlindung ke lokasi yang aman, menjauhi berbagai bangunan yang rawan ambruk demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo meminta agar masyarakat mewaspadai bencana hidrometeorologi menyusul adanya perkembangan dinamika atmosfer wilayah Jawa Timur, pada Senin (13/6).
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan menjelaskan beberapa hari terakhir di Jawa Timur masih terdapat hujan dengan intensitas bervariatif mulai dari ringan hingga lebat. Hal tersebut disebabkan dampak dari La Nina moderate dan aktifnya gangguan fenomena gelombang ekuatorial, seperti Rossby, Kelvin, Low Frekuensi dan MJO di sekitar Jawa Timur.
Adanya gangguan atmosfer menyebabkan kondisi atmosfer menjadi labil sehingga berpengaruh dalam pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang akan semakin intens dan dapat mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang sesaat.
Pada tahun 2022 ini masih berpotensi terjadi hujan pada pertengahan tahun dan umumnya diprakirakan mengalami hujan yang bersifat lebih basah daripada normalnya pada Juni-Agustus 2022.