Surabaya (ANTARA) - Ikatan Keluarga Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) menggelar workshop bertema Local Creativity is the New Economic Power di Surabaya, Senin, yang menyasar puluhan peserta dari berbagai usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
"Kegiatan yang menyasar puluhan peserta dari berbagai UMKM ini diharapkan mampu membangkitkan ekonomi kreatif pascapandemi dengan strategi pemanfaatan digital marketing," kata Ketua IKA ITS Surabaya, Wahid Wahyudi.
Wahid menuturkan UMKM jadi prioritas pemerintah provinsi Jawa Timur dalam membangkitkan perekonomian pascapandemi, perhatian itu juga ditunjukkan dalam pendidikan.
Di lingkup pendidikan, kata Wahid, Dinas Pendidikan Jatim membekali siswa dengan kemampuan vokasi sesuai dengan keahlian dan bakat minatnya.
Tak hanya SMK saja yang didorong untuk menjalin kerjasama dengan industri, di SMAN pun ada program khusus yang berbasis vokasi, yakni double track. Begitupun pada lembaga SLB, program vokasi istimewa memberi bekal pada siswa berkebutuhan khusus untuk mengembangkan minatnya sesuai kemampuan mereka.
"Komitmen dan prioritas membangkitkan (UMKM) melalui pendidikan ini melalui pembelajaran kewirausahaan. Untuk mempunyai usaha ini, mereka harus memiliki sikap tahu dan tidak tahu," katanya.
Selain itu, pelaku usaha harus memanfaatkan media sosial untuk promosi produk dan jasa, dan mampu menganalisa pasar untuk kewirausahaan. Mereka juga harus menganalisa kebutuhan pasar juga toko-toko daring.
Dalam jenjang SMA pun, lanjut dia, SMA Double Track memfasilitasi beberapa peminatan vokasi, seperti tata kecantikan, tata boga dan servis kendaraan ringan. Diharapkan melalui program peminatan tersebut, siswa memiliki kompetensi keahlian tertentu.
"SLB ada vokasi istimewa. Berdasarkan UU no 8 tahun 2016 ada pasal yang mengamanatkan BUMN/BUMD minimal 2 persen diperuntukkan untuk ABK. Perusahaan swasta minimal 1 persen mengakomodir ABK. Ini belum dilakukan banyak orang. Kami memfasilitasi agar mereka bisa bekerja di DUDI," ujarnya, menjelaskan.
Wahid menegaskan vokasi di tingkat pendidikan ini menjadi bekal pihaknya untuk menelurkan wirausahawan-wirausahawan muda. Tidak hanya di jenjang sekolah kejuruan, namun juga dari lulusan SMA bahkan siswa yang memiliki keterbatasan.
"Semoga melalui kegiatan ini para enterpreneur baru yang akan menjadi bagian dari UMKM akan muncul. Karena peran UMKM di Jawa Timur menjadi pendukung utama ekonomi Jatim yaitu sebesar 57,2 persen," katanya.
Sementara itu, salah satu pemateri yang juga CEO Kreasi Karya Raya dengan produk DusDukDuk, M. Arif Susanto menerangkan pentingnya lokal kreatif dalam membangkitkan perekonomian.
Menurutnya, lokal kreatif ini tidak lepas dari industri kreatif. Apalagi selama dua tahun terakhir industri kreatif berkembang pesat.
"Modal utama yang harus dimiliki wirausaha ini kreatifitas. Jadi asah terus menerus," kata dia.
Arif mencontohkan seperti keterbatasan di masa pandemi. Pelaku usaha mencetuskan banyak ide, gagasan dan kreativitas. Saat pandemi banyak orang yang membuat masker. Mulai bermotif, hingga ada yang pernak-pernik.
"Ini bukti dari keterbatasan itu, menganalisa permasalahan yang ada sampai kreativitas bisa muncul dan membangkitkan industri kreatif," katanya.
Menurut alumni Desain Produk Industri ITS 2010 ini, industri kreatif atau ekonomi kreatif mendorong Indonesia lebih maju, salah satunya lewat kontribusi ekonomi, iklim bisnis, citra dan identitas bangsa, sumber daya terbarukan, inovasi dan kreativitas, serta dampak sosialisasi.
"Namun tak dapat dipungkiri bagi industri kreatif juga mempunyai tantangan ke depan dengan memaksimalkan potensi bisnis kreatif," katanya.
Salah satu caranya dengan peka terhadap kebutuhan pasar yang didukung riset. Merencanakan dan mengevaluasi kelayakan bisnis, memperbanyak dan manfaatkan networking, berpikir visioner, dan tidak berhenti berinovasi, serta beradaptasi dengan ide dan kreativitas.