Surabaya (ANTARA) - Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya menyebut ada seorang anak berumur tujuh tahun belum bisa berjalan normal tinggal di Kapasmadya, Tambaksari, Kota Pahlawan, Jatim, membutuhkan perhatian dari pemerintah kota setempat.
"Selama ini belum ada yang mengunjungi, termasuk dari puskesmas. Ini tentu sebuah ironi. Di saat Surabaya bersiap memasuki usia baru, seharusnya tidak ada lagi anak di Surabaya yang mengalami kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan," kata Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Senin.
Kasus itu diketahui Khusnul saat menjenguk anak tujuh tahun bernama Moch. Tara Anggara Putra yang biasa dipanggil Rafa di rumahnya yang berada di daerah Kapasmadya, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, Minggu (22/5).
Kedatangan Khusnul ingin memastikan kondisi putra dari pasangan suami istri Rustam Efendi (almarhum) dan Devi Kurniawati tersebut selama ini betul-betul belum pernah mendapat bantuan dari Pemkot Surabaya.
Mendapati hal itu, Khusnul langsung menghubungi pihak Puskesmas Gading agar segera mengunjungi dan memberikan obat serta vitamin untuk membantu percepatan pemulihan kesehatan Rafa.
"Saya juga berkoordinasi dengan Dinkes Surabaya dan juga RSUD Soewandhie agar Rafa mendapat perhatian. Kasihan,pada usia tujuh tahun seharusnya dia bisa sekolah dan berlari-larian dengan teman-temannya," ujar dia.
Untuk kebutuhan mendesak saat ini, Rafa membutuhkan alat penyangga untuk berjalan. Selain itu juga kemudahan untuk bisa rutin terapi di RSUD Soewandhie Surabaya.
"Saya berharap Pemkot Surabaya bisa segera menindaklanjutinya. Semoga Rafa segera sehat dan kelak menjadi anak yang membanggakan orang tua dan Kota Surabaya," kata dia.
Sementara itu, Ibu Rafa, Devi Kurniawati, menceritakan kondisi anaknya ini bermula saat Rafa berusia 1,5 tahun mengalami kejang hingga menganggu syarafnya.
"Dulu waktu bayi, ya normal. Setelah kejang itu, mengalami masalah dengan kakinya. Hingga sekarang dia masih belum bisa berjalan," ujar Devi.
Mengetahui ada yang tidak normal dengan putra keduanya itu, Devi memeriksakan anaknya ke RSUD dr. Soetomo Surabaya. Rafa kemudian menjalani terapi di RSUD Soetomo, namun belum membuahkan hasil.
Devi mengatakan Rafa juga pernah diterapi di Poli Tumbuh Kembang RSUD Soewandhie seminggu empat kali. Namun, untuk terapi ini, Devi mengaku terkendala biaya karena tidak dicakup KIS (Kartu Indonesia Sehat).
"Saya punya KIS, tapi katanya kalau terapi di Poli Tumbuh Kembang tidak di-cover, jadi pakai biaya sendiri. Rafa juga saya pijatkan ke berbagai tempat, tapi belum ada hasilnya," kata dia.
Selama ini, kata Devi, pihak Pemkot Surabaya seperti dari dinas kesehatan atau puskesmas belum pernah menjenguk atau memberikan bantuan kepada anaknya. Padahal bantuan pemerintah itu sangat ia butuhkan untuk pengobatan putranya. (*)