Banyuwangi (ANTARA) - Pelaku usaha mikro. kecil dan menengah (UMKM) di desa-desa Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus mulai bangkit dan perlahan mereka menemukan kembali ritme usaha setelah selama lebih dari dua tahun terdampak pandemi COVID-19.
Salah satunya, Supriyanto, pelaku UMKM pembuat alat musik karimba di Dusun Bolot, Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi. Tiap bulan, karimba buatan UMKM-nya diekspor ke berbagai negara, terutama Jamaika. Selain negara asal karimba, Jamaika, juga melayani negara-negara lainnya seperti Brazil, Korea, dan Prancis.
"Alhamdulillah sekarang sudah banyak pesanan. Baru saja saya kirim 100 ribu karimba ke Jamaika," kata Supriyanto, saat dikunjungi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di sela melaksanakan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Rabu (20/4) kemarin.
Jauh sebelum pandemi, Supriyanto bisa mengirim 200 ribu karimba ke luar negeri. Meski kini secara jumlah menurun, yang terpenting sudah kembali rutin ekspor ke luar negeri. Selain itu, produknya juga kembali banyak dipesan toko-toko di Bali.
Supriyanto mengatakan usahanya membuat karimba mulai dirintis sejak 2006 dengan bahan baku limbah batok kelapa, beberapa kayu dan jeruji sepeda. Setelah karimba buatannya diminati, Supriyanto juga merambah ke alat musik lainnya seperti boxdrum dan julidu.
Kini, Supriyannto punya delapan orang pekerja yang merupakan pemuda sekitar di bengkel pembuatan alat musik musik Supriyanto.
Selain Supriyanto, UMKM lainnya yang mulai bangkit adalah bordir sarung dan mukena milik H. Usman, yang lokasinya tak jauh dari bengkel milik Supriyanto.
Kini usaha keluarga itu mulai kembali bangkit. Bordiran sarung dan mukena tersebut telah dipasarkan di berbagai daerah seperti Malang, Balikpapan, juga ekspor ke Malaysia.
"Karena ini bisnis keluarga, kami biasanya kirim ke Malang tempat saudara saya. Dari situlah mulai disebar, dan hingga ekspor ke Malaysia," kata Usman.
Meski baru dirintis selama tiga tahun dan sempat terdampak pandemi COVID-19, kini bordir sarung dan mukena ini kian banyak menerima pesanan.
Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani mengaku bangga dan mengapresiasi semangat usaha pantang menyerah kepada para pelaku UMKM.
"Terima kasih untuk tidak menyerah dengan keadaan," kata Ipuk.
Itulah yang membuat Bupati Ipuk dalam program Bunga Desa mengusung spirit baru Banyuwangi Rebound, sebuah gerakan multisektor untuk membawa Banyuwangi untuk bangkit dari dampak pandemi.
"Kami kembali gerakkan program Bunga Desa ini untuk menularkan spirit Banyuwangi Rebound sampai ke desa-desa. Kami ingin mengajak semua bergerak bersama," ujarnya.
Spirit Banyuwangi Rebound, menurut Ipuk, terdiri atas tiga pilar, yakni penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, sampai merajut harmoni. Tiga hal inilah yang mewarnai serangkaian agenda Bunga Desa.
"UMKM menjadi bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi. Kami terus mendukung dengan berbagai kebijakan agar pertumbuhan mereka tetap terjaga. Seperti halnya program UMKM naik kelas, gerakan ASN Belanja, bantuan alat usaha, dan berbagai program lainnya," tuturnya. (*)
UMKM di desa-desa Kabupaten Banyuwangi mulai bangkit
Kamis, 21 April 2022 11:46 WIB