Lamongan, Jatim (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) PUPR menargetkan perbaikan amblesnya Jembatan Ngaglik 1 di Jalan Nasional Arteri Primer, Kabupaten Lamongan, Jatim selesai pada H-10 Lebaran 2022.
Direktur Pembangunan Jembatan, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Yudha Handita Pandjiriawan di Lamongan, Rabu mengatakan, untuk mempercepat perbaikan pihaknya akan menggunakan girder jembatan yang sudah siap, meski levelnya akan berbeda dengan yang sebelumnya.
"Menggunakan girder jembatan yang sudah ready meskipun nanti levelnya akan berbeda dengan yang sebelumnya. Diharapkan, kepada masyarakat untuk maklum karena ini adalah kejadian yang unpredictable,” kata Yudha, dalam siaran persnya, usai mengawasi langsung pengerjaan pembongkaran jembatan.
Yudha mengatakan, untuk penyebab amblesnya jembatan balun dikarenakan usia jembatan, sebab dibangun sejak tahun 1980-an dan seringnya tonase kendaraan yang melintas berlebihan.
"Beban yang ditanggung jembatan ini cukup tinggi, girder jembatan yang lama dilalui oleh beban truk yang cukup berat, sehingga ambles. Kami harapkan kepada pengendara untuk segera menyesuaikan persyaratan beban agar kejadian ini tidak terulang lagi," tutur Yudha.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengakui juga telah berkoordinasi dengan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, karena memilik kewenangan atas Jalan Nasional.
"Alhamdulillah semalam sudah mulai dilakukan pengerjaan dan dilakukan pembongkaran," kata Yuhronur.
Ia mengatakan, Pemkab Lamongan berusaha memperlancar arus kendaraan dengan mengalihkan kendaraan dengan tonase berat melewati Jalan Daendles, sedangkan kendaraan kecil bisa melewati melewati Jalan Sugio.
Sebelumnya, sempat beredar di berapa media sosial gambar terkait amblesnya jembatan di Kabupaten Lamongan, Selasa (30/3)
Gambar menunjukkan adanya retakan di sisi ujung jembatan dan terlihat sejumlah kendaraan berat seperti truk dan motor terpaksa berhenti sebelum melewatinya.
Ada juga mobil yang memaksa masuk melewati akses kiri jembatan, serta personel polisi dibantu warga mengatur lalu-lintas dengan menutup akses jembatan untuk menghalangi kendaraan agar tidak melewati jembatan karena berbahaya.(*)