Jakarta (ANTARA) - Tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator selangkah lebih dekat untuk mempertahankan gelar juara pada PLN Mobile Proliga 2022 setelah memastikan tiket final sekaligus menjadi tim terbaik pada babak empat besar.
Tim asal Jawa Timur ini melangkah ke final setelah mengalahkan Jakarta BNI 46 dengan skor 3-1 (26-28, 25-22, 25-22, 25-23) pada lanjutan final four seri kedua di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, Sabtu (19/3).
Selain lolos ke final, Samator berhak mendapat uang pembinaan sebesar Rp40 juta karena menjadi tim terbaik dengan belum terkalahkan pada final four.
Sebelum laga kemarin, Rendy Tamamilang dan kawan-kawan juga mengalahkan Bogor LavAni dengan skor 3-2 (21-25, 22-25, 27-25, 25-21, 15-12) dan menang dari Jakarta Pertamina Pertamax 3-0 (25-19, 25-21, 25-23).
Pelatih Samator, Sigit Ari Widodo, menyambut gembira karena ini merupakan kali pertama dirinya menjadi pelatih kepala dan mampu lolos ke final.. "Kalau dulu saya jadi asisten pelatihnya mas Ibarsjah," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu.
Menghadapi BNI 46, Sigit mengungkapkan selalu belajar dari kekurangan. Hal itu dilakukan tidak hanya menghadapi BNI 46, tetapi juga tim lainnya. "Saya selalu menerapkan hal itu di dalam melatih anak-anak. Anak-anak bosan memang, tetapi tetap saya latih kekurangannya," dia menambahkan.
Sementara itu bagi BNI 46, kekalahan ini sekaligus membuat peluang Sigit Ardian dan kawan-kawan ke babak final sirna. Sebab, dalam laga sebelumnya, BNI 46 juga kalah dari LavAni dengan skor 0-3 (19-25, 13-25, 11-25). Tim asuhan Samsul Jais sebenarnya masih memiliki satu pertandingan melawan Jakarta Pertamina Pertamax, hari ini. Namun apa pun hasilnya tidak akan berpengaruh.
"Anak-anak tidak yakin menang Samator. Karena pada set kedua kami sudah unggul lima angka, tapi kemudian kalah. Sedangkan pada set pertama kami sudah tertinggal mampu mengejar dan menang," ujar Samsul Jais.
Menurutnya, jika anak-anak BNI 46 bermain seperti biasa dan yakin menang, ia yakin tim asuhannya bisa menang. "Anak-anak tidak yakin menang," dia menegaskan. (*)