Bojonegoro (ANTARA) - BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Bojonegoro melakukan sosialisasi program dan manfaat kepada Pengurus Cabang Ma'arif Nahdlatul Ulama bersama seluruh Majelis Wakil Cabang se-Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, guna mendorong para guru di bawah naungan lembaga pendidikan Ma'arif NU menjadi peserta jaminan sosial.
"Kami telah melakukan sosialisasi program BPJS Ketenagakerjaan pada PC dan para ketua MWC Ma'arif NU se-Kabupaten Bojonegoro pada Kamis, 10 Maret lalu. Tujuannya memberi perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada para guru di bawah naungan LP Ma'arif NU Bojonegoro," ujar Kepala BPJAMSOSTEK Bojonegoro Iman M. Amin dalam keterangannya, Ahad.
Menurut dia, dalam sosialisasi tersebut dijelaskan bahwa BPJS Ketenagakerjaan mendapat amanah undang-undang untuk menyelenggarakan lima program jaminan sosial di bidang ketenagakerjaan, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Namun, untuk guru LP Ma'arif wajib mendapatkan perlindungan minimal dua program, yakni JKK dan JKM, dan diharapkan tiga program dengan JHT.
Dengan mengikuti dua program perlindungan itu (JKK-JKM), apabila peserta mengalami musibah kecelakaan kerja, seluruh biaya pengobatan sampai sembuh akan ditanggung BPJS Ketenagakerjaan tanpa batas, selain diberikan upah pengganti sementara tidak mampu bekerja.
Jika kecelakaan kerja itu mengakibatkan peserta meninggal dunia, santunan untuk ahli warisnya diberikan sebesar 48 kali upah yang dilaporkan. Sedangkan bila meninggal dunia biasa, santunan untuk ahli waris diberikan sebesar Rp42 juta.
Selain itu, terdapat juga manfaat beasiswa bagi dua anak peserta yang meninggal dunia mulai jenjang TK sampai perguruan tinggi yang totalnya bisa mencapai Rp174 juta.
"Dengan beragam manfaat program BPJAMSOSTEK tersebut, kami berharap seluruh tenaga pendidik di bawah naungan LP Ma'arif NU Bojonegoro terdaftar dan mendapat perlindungan atas risiko kerja. Perlindungan itu sangat penting dan bisa membuat guru lebih tenang serta bersemangat dalam menjalankan tugas," kata Iman.
Ditambahkan Iman, selama ini baru sekitar 700 guru dari 50 Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Bojonegoro yang telah menjadi peserta BPJAMSOSTEK, di antaranya sudah ada ahli warisnya yang menerima manfaat program JKM, bahkan merasakan manfaat beasiswa anak. Namun demikian, masih banyak guru yang belum terlindungi jaminan sosial.
Kegiatan sosialisasi mendapat respon positif. Seluruh yang hadir setuju bila semua guru diupayakan dapat perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Mereka juga menyatakan siap bekerja sama untuk mendorong para guru LP Ma'arif NU Bojonegoro terdaftar sebagai peserta BPJAMSOSTEK.