Sidoarjo (ANTARA) - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor membuka lebar program pengembangan seni dan budaya di Kota Delta, salah satunya membangun ekosistem yang lebih luas serta membuka pasar lebih besar melalui pameran.
"Kalau kita tidak peduli pada kesenian itu, misalnya lukis dan kita tidak bangun ekosistemnya, tidak ada market-nya, orang bisa gambar tapi keluarganya tidak bisa makan," kata Bupati Muhdlor di sela pembukaan pameran keris dan benda pusaka di Kantor Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Sidoarjo, Rabu.
Ia mengatakan pameran benda pusaka atau tosan aji yang digelar Pemkab Sidoarjo tersebut diikuti sekitar 30 kolektor yang berasal dari Sidoarjo dan luar daerah.
Benda pusaka yang dipamerkan mulai dari keris peninggalan era Kerajaan Singasari, Majapahit, Mataram hingga era Pakubuwono VIII.
Selain itu, ada juga keris buatan mpu era 1900-an yang ikut dipamerkan. Rata-rata benda pusaka yang dipamerkan dibuat pada abad 17 era Sultan Agung, Raja Kesultanan Mataram.
Bupati Sidoarjo yang genap menjabat setahun itu mengatakan sedari awal dirinya berikrar untuk membangun ekosistem yang baik khususnya di dunia seni. Pemkab Sidoarjo akan memberikan perhatian kepada pelaku seni, salah satunya dengan membangun pasar agar pelaku seni seperti ini dapat bertahan.
Untuk saat ini, dirinya memohon maaf bila kegiatan seperti ini masih terbatas karena dilakukan di saat pandemi COVID-19, namun berjanji kegiatan seperti ini akan digelar lebih besar bila pandemi telah berakhir.
"Mungkin tahun depan atau beberapa bulan ke depan akan kami buat lagi di MPP yang lantai dua, saya kira itu sangat representatif," ujarnya.
Bupati Sidoarjo yang akrab dipanggil Gus Muhdlor tersebut juga berharap melalui pameran seperti ini akan menumbuhkan kecintaan generasi muda kepada budaya asli Sidoarjo.
Ia tidak bisa membayangkan apabila generasi muda mendatang telah kehilangan kecintaannya terhadap budayanya sendiri. Hal tersebut dapat terjadi di tengah arus digitalisasi saat ini.
Oleh karena itu diharapkan semua pihak dapat menumbuhkan kecintaan budaya asli Indonesia khususnya yang ada di daerahnya sendiri.
"Ini tugasnya kita semua untuk mulai menumbuhkan kecintaan kepada budayanya sendiri, jangan sampai orang Sidoarjo kehilangan Sidoarjo-nya, orang Jawa kehilangan Jawa-nya, orang Indonesia lupa nusantara-nya," ujarnya.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Sidoarjo Djoko Supriyadi juga berharap kegiatan seperti ini akan menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Sidoarjo.
Ia mengatakan kegiatan pameran kali ini tidak hanya diikuti oleh kolektor benda pusaka dari Sidoarjo, namun juga dari Jember, Lumajang, Pasuruan, Surabaya, Lamongan dan Probolinggo.
Padahal, peminat yang ingin mengikuti kegiatan kali ini cukup banyak. "Kami terpaksa menolak teman-teman lain yang ingin ikut gabung di acara ini karena memang keterbatasan tempat," ucapnya.