Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya mencanangkan bulan Maret 2022 dimulainya program padat karya guna menggerakkan kembali roda perekonomian Kota Pahlawan, Jatim, yang terdampak selama pandemi COVID-19.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Senin, mengatakan, pemulihan ekonomi termasuk salah satu agenda prioritasnya, selain agenda penanganan pandemi COVID-19 dan perlindungan sosial.
"Makanya kami canangkan Maret sebagai dimulainya rangkaian program padat karya," katanya.
Menurut dia, skemanya mengenai program padat karya tersebut saat ini sudah disiapkan. Ia berharap dengan program tersebut bisa menggerakkan ekonomi secara lebih masif, berujung pada penyerapan tenaga kerja dan pengurangan kemiskinan.
Eri mengatakan, ada tiga strategi yang akan digunakan dalam program padat karya yakni strategi pertama berupa padat karya berbasis usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang juga trmasuk didalamnya PKL (pedagang kaki lima).
"Saat ini Pemerintah Kota Surabaya sudah menyiapkan sejumlah program intervensi untuk UMKM dan PKL," katanya.
Menurut dia, dalam satu-dua bulan terakhir ini, salah satu yang dimasifkan adalah mendampingi penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi UMKM melalui Online Single Submission (OSS) atau sistem pelayanan untuk mempercepat pelaksanaan berusaha.
"Ini adalah pintu untuk berbagai intervensi yang akan saya kebut. Ada bantuan pelatihan manajemen, bantuan alat usaha, nanti juga ada jembatan permodalan ke perbankan dan sebagainya," ujar dia.
Strategi kedua, lanjut dia, adalah optimalisasi dan percepatan belanja APBD dengan melibatkan pelaku usaha lokal termasuk UMKM. Demikian pula program padat karya berbasis infrastruktur akan terus dioptimalkan, sehingga banyak tenaga kerja bisa dilibatkan.
"APBD harus dinikmati warga Surabaya. Kami terus belanjakan APBD untuk memberi nilai tambah ke ekonomi lokal, termasuk lewat program padat karya berbasis infrastruktur kampung-kampung," kata dia.
Strategi ketiga, memfasilitasi kolaborasi korporasi besar maupun investor untuk bermitra dengan UMKM Kota Pahlawan. Saat ini, kata dia, sejumlah rencana investasi telah siap direalisasikan. Surabaya juga tetap konsisten mencatatkan diri sebagai destinasi investasi utama di Indonesia, dengan capaian investasi Rp29,22 triliun pada 2021, tertinggi kedua di Tanah Air.
"Investor yang masuk ke Surabaya pastinya akan membutuhkan mitra untuk menunjang supply chain bisnis maupun operasional perusahaannya. Di situlah pintu kolaborasi dengan UMKM terbuka, dan akan kami fasilitasi," katanya. (*)