Kediri (ANTARA) - Mahasiswa peserta program "Magang Merdeka" di Kota Kediri, Jawa Timur, menciptakan aplikasi "Bank Sampah Digital Kota Kediri" yang bisa diunduh di Google Playstore sebagai upaya mengatasi masalah sampah di kota ini.
Kepala Bappeda Kota Kediri Chevy Ning Suyudi mengemukakan program itu dibuat setelah peserta Magang Merdeka melakukan survei dan diskusi dengan Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri serta pengelola bank sampah guna menentukan program inovasi yang tepat bagi kota tersebut.
"Anak-anak Magang Merdeka sudah membuat kategorisasi dalam menentukan program sesuai kebutuhan masing-masing RT. Setelah mencari konsep apa yang bisa diimplementasikan dengan cepat, tapi berdampak signifikan, disepakati ide pengelolaan sampah," kata Chevy di Kediri, Jumat.
Ia menambahkan mahasiswa magang bersama Bappeda dan DLHKP Kota Kediri juga telah melakukan survei terkait kondisi pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Hasilnya, hampir semua bank sampah di Kota Kediri dikelola secara manual.
Berawal dari permasalahan tersebut, peserta Magang Merdeka menggagas terobosan digitalisasi semua arsip dan pencatatan di bank sampah agar mudah dalam pendataan serta menghemat penggunaan kertas (paper less). Melalui teknologi digital, kebiasaan masyarakat dalam menyetor sampah juga dapat direkam dengan baik.
Menurut Chevy, melalui data akan lebih mudah dikelompokkan dan dianalisis pola kebiasaan setor sampahnya. "Misalnya, masyarakat suka membuang sampah jenis tertentu dalam jumlah sekian pada hari ini, sehingga bank sampah tahu akan mengirim ke pengepul hari apa, dan sebanyak apa," kata dia.
Ia menjelaskan aplikasi ini memiliki fitur unggulan, yakni dapat mencatat harga sampah terakhir, sehingga nasabah dapat memantau harga sampah melalui aplikasi sebelum pergi ke bank sampah.
Aplikasi "Bank Sampah Digital Kota Kediri" tersebut diluncurkan pada Rabu (19/01) dan siap diunduh melalui Google Playstore. Dalam upaya mempermudah nasabah, aplikasi tersebut dibekali dengan fitur update informasi harga sampah, alur transaksi, peta lokasi bank sampah, serta riwayat transaksi dan saldo tabungan nasabah.
Chevy menerangkan bahwa harga sampah mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak dapat diprediksi. Dengan adanya rekaman harga sampah terakhir, dapat memudahkan nasabah dalam memprediksi kapan waktu yang tepat menyetor sampah untuk mendapatkan harga terbaik.
Lebih lanjut, ia mengatakan aplikasi ini masih membutuhkan banyak penyempurnaan, sehingga untuk uji implementasi awal, ditunjuk dua bank sampah sebagai pilot project implementasi aplikasi "Bank Sampah Kota Kediri", yaitu Bank Sampah Hijau Daun yang didukung komunitas Kediri Ben Resik dan Bank Sampah Dewi Sekartaji Kediri yang mewakili bank sampah level mikro.
Aplikasi tersebut masih dikelola oleh Mahasiswa Magang Merdeka dan akan dialih kelolakan kepada Pemkot Kediri pada Maret 2022. "Kami berharap aplikasi ini terus dikembangkan. Cukup mendaftar dan melakukan login menggunakan nomor kependudukan, masyarakat dapat mencoba aplikasi ini. Semoga aplikasi ini menjadi solusi yang jitu dan berkelanjutan, harapannya semua bank sampah dapat tergabung dalam aplikasi ini," kata Chevy.
Pengelola Bank Sampah Hijau Daun Kota Kediri Endang Pertiwi mengaku terbantu dengan adanya aplikasi ini. Menurutnya aplikasi ini dapat memantik kesadaran masyarakat dalam mengelompokkan jenis sampah sebelum disetor ke bank sampah.
Ia berharap melalui terobosan ini dapat melahirkan manajemen baru yang akan memudahkan petugas dalam mengelola sampah. "Kami bisa jemput sampah di rumah masing-masing, sekaligus mengedukasi tentang pemilahan sampah," kata Endang.
Program magang merdeka merupakan sebuah program magang yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menyediakan ruang bagi mahasiswa agar mendapatkan pengalaman dalam mengetahui dunia profesi dan menciptakan tenaga kerja yang profesional.
Pemerintah Kota Kediri menjadi salah satu mitra dalam Program Magang Merdeka tersebut. Terdapat 51 mahasiswa dari Sabang hingga Merauke yang mengikuti program ini di Kota Kediri.