Surabaya (ANTARA) - Pelaku usaha bidang kuliner yang juga Co-Founder dan President Hangry, Andreas Resha, mengatakan Surabaya memiliki potensi pasar industri kuliner yang menjanjikan, khususnya pada awal 2022, sebab rata-rata nilainya beranjak naik sekitar 20 persen sampai 30 persen.
"Jadi, kami rasa ini adalah waktu yang tepat bagi Hangry untuk memulai perjalanan di Surabaya," kata Andreas, yang perusahaannya memiliki merek ayam goreng ala Korea, Moon Chicken by Hangry di Surabaya, Rabu.
Andreas mengatakan usahanya akan membidik pasar Surabaya karena dianggap berpotensi dan menjanjikan dengan membawa produk San Gyu by Hangry, Ayam Koplo by Hangry dan Dari Pada by Hangry.
Perusahaan dengan fokus bisnis pada layanan pesan-antar ini akan langsung menghadirkan outlet-nya di tiga lokasi, yakni Manyar Kertoarjo, Rungkut Mapan dan Mulyosari.
Ia mengatakan kehadiran Hangry di Surabaya juga merupakan bentuk optimisme untuk mencapai visi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat global.
"Surabaya menjadi kota berikutnya yang kami masuki untuk menjadi lebih dekat dengan pelanggan dan memberikan pengalaman yang berbeda saat mengonsumsi makanan. Untuk Surabaya, rencananya bisa 10 outlet,” lanjut Resha.
Untuk mengembangkan bisnis kuliner, kata Andreas, pihaknya mendapat pendanaan Seri A sebesar 13 juta dolar AS (setara Rp188 miliar). Dana tersebut dimanfaatkan untuk membuka dan menambah outlet-outlet baru, pengembangan strategi bisnis termasuk penguatan branding.
Sementara itu, laporan terakhir dari Apkrindo bahwa walaupun industri kuliner di Jawa Timur sempat mengalami penurunan selama pandemi, namun kini sudah mulai naik sekitar 30 persen.