Surabaya (ANTARA) - Kegiatan bertajuk "Kelana Batik 3 Negeri" mewarnai perayaan Hari Ibu oleh warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di Australia Barat.
Pemerhati dan Pecinta Wastra Indonesia Lolita Larasati Hall menginformasikan kegiatan yang berlangsung di Perth, Australia, pada 20 Desember lalu itu didukung oleh Dharma Wanita Persatuan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Perth dan Diaspora Indonesia - Australia Barat.
"Acaranya dibungkus dengan suasana Afternoon Tea yang akrab dan informatif dalam balutan tradisi peranakan China," katanya, melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Jumat malam.
Kolektor Batik asal Jakarta, Hartono Sumarsono, diundang sebagai narasumber secara virtual dan mengulas selayang pandang batik tiga negeri.
Dalam kesempatan itu Hartono menjelaskan istilah "Batik 3 Negeri" pertama kali dilontarkan pada tahun 1910 oleh sang pembuat wastra dari keluarga Tjoa Giok Tjiam, yang terinspirasi dari cerita Cina klasik 'Pendekar 3 Negeri'.
"Harapannya Batik 3 Negeri sekuat pendekar dari China tersebut. Namun batik yang telah dibuat selama tiga generasi ini pada akhirnya tidak berproduksi lagi pada 2014," tuturnya.
Selanjutnya, ditampilkan peragaan 30 kain panjang Batik 3 Negeri koleksi pribadi Lolita Hall, yang diperagakan oleh ibu-ibu dari berbagai kalangan pecinta wastra di Perth.
"Peringatan Hari Ibu di kota Perth ini juga dihadiri oleh Konsul Jenderal RI yang baru bertugas di Perth, Ibu Listiana Operananta," ucap Lolita. (*)
Kelana Batik 3 Negeri warnai Hari Ibu di Australia Barat
Jumat, 24 Desember 2021 22:33 WIB
Batik yang telah dibuat selama tiga generasi ini pada akhirnya tidak berproduksi lagi pada 2014