"Sikap AS jelas melanggar prinsip netralitas politik yang tertuang dalam Piagam Olimpiade dan bertentangan dengan motto 'Kebersamaan dalam Olimpiade' serta berbeda dengan sikap para atlet dan suporter global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian di Beijing, Selasa (7/12).
Menurut dia, Winter Olympic bukan ajang adu kekuatan dan manipulasi karena sesuai aturan Olimpiade, para peserta diundang untuk menghormati Komite Olahraga Nasional di setiap negara.
Pihak Gedung Putih pada Senin (6/12) mengumumkan bahwa pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden tidak mengirimkan perwakilan diplomatik dan ofisial ke ajang Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing karena China dianggap melakukan genosida, kejahatan kemanusiaan di Xinjiang, dan pelanggaran hak asasi manusia.
"Tidak peduli apakah politikus AS datang atau tidak dan ini tidak memengaruhi keberhasilan Olimpiade Beijing," demikian unggahan juru bicara Kedutaan Besar China di AS Liu Pengyu di akun Twitternya.
Sebelumnya Perdana Menteri Australia Scott Morrison juga menyampaikan pertimbangannya untuk memboikot Winter Olympic yang bakal digelar pada Februari itu.
Sejauh ini persiapan Winter Olympic sudah memasuki tahap akhir. Beberapa atlet asing, termasuk dari AS dan Jepang, siap tanding di China, tulis media China.
"Kami optimistis mampu menyelenggarakan Olimpiade dengan lancar, aman, dan luar biasa," kata Zhao menambahkan.
Beijing bakal menjadi catatan dalam sejarah Olimpiade karena sebagai satu-satunya kota yang berhasil menggelar Olimpiade Musim Panas dan Olimpiade Musim Dingin.
Pada 2008 Beijing menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas. (*)