Pasuruan (ANTARA) - Menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sejak tahun 2014 dimana keseluruhan anggota TNI secara kolektif didaftarkan tak pernah Safi’i (47) sesali.
Anggota dari satuan KAMNIVETCADDAM V kota Probolinggo ini justru sangat bersyukur karena tak perlu pusingkan biaya jika dirinya dan keluarga membutuhkan jasa pelayanan kesehatan.
"Perlindungan kesehatan untuk saya dan keluarga itu kebutuhan utama. Sejak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, jika kami sakit langsung memanfaatkan kartu JKN-KIS untuk ke fasilitas kesehatan. Alhamdulillah sangat membantu, sebelum ada BPJS Kesehatan kalau keluarga sakit pasti mumet memikirkan biayanya. Keluarga sering pakai untuk berobat di klinik terdaftar dan tidak pernah ada kendala sejauh ini," cerita Safi’i.
Safi’i mengungkapkan dirinya baru-baru ini menggunakan kartu JKN-KIS miliknya untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit. Februari 2020 silam dirinya mengalami cedera di kepala akibat terpeleset di rumah sehingga mengakibatkan benturan di bagian kepala.
"Pas itu, saya kepeleset di rumah, di luar kendali kepala saya terbentur lumayan kuat sehingga harus dilarikan ke faskes terdekat saat itu. Lebih lanjut untuk pemeriksaan yang lebih detail nya saya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Syaiful Anwar Malang untuk dilakukan foto rontgen dan CT-Scan. Setelah pemeriksaan kata dokter saya EDH (epidural hematoma) ada darah beku di selaput bungkus otak. Dari situ saya diberi tindakan pemeriksaan lanjutan juga terapi sampai sembuh," lanjutnya sambal mengingat kejadian tersebut.
EDH (epidural hematoma) adalah suatu kondisi ketika darah masuk dan menumpuk di ruang antara tulang tengkorak dan selaput pelindung otak paling luar. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan, kesadaran, serta kemampuan bergerak dan berbicara.
"Saya selalu rutin kontrol dan terapi juga karena khawatir berdampak serius untuk kesehatan saya utamanya penglihatan. Kalau dikalkulasi serangkaian pemeriksaan, terapi sampai obatnya pasti cukup banyak uang yang diperlukan. Saya bersyukur semua itu dicover sama BPJS Kesehatan dan tidak ada tambahan biaya lagi berkat JKN-KIS juga saya panjang umur," katanya.
Sejak memiliki kartu JKN-KIS Safi’i dan keluarga tak lagi pusingkan biaya pelayanan kesehatan ketika sakit. Dirinya tak pernah merasa rugi setiap bulan gajinya dipotong untuk iuran BPJS kesehatan.
Menurutnya iuran yang terpotong tak sebanding dengan manfaat dan penjaminan yang didapat dari program JKN-KIS ini. Pelayanan yang didapat selalu memuaskan dan transparan.
"Semakin bagus dan mantap untuk program JKN-KIS. Semoga BPJS Kesehatan terus bertumbuh dan lebih ditingkatkan pelayanan yang memuaskan bagi pesertanya, memperluas dan semakin aktif lagi bersosialisasi tentang hal-hal yang update," tutup Safi’i memberikan kesan terhadap program JKN-KIS. (*)