Banyuwangi (ANTARA) - Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menyerahkan insentif kepada tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanganan COVID-19 dengan total anggaran yang diperuntukkan insentif nakes sebesar Rp24,49 miliar.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyerahkan secara simbolis insentif tenaga kesehatan kepada perwakilan nakes di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Selasa.
"Insentif ini sebagai apresiasi atas dedikasi para nakes dalam menangani COVID-19. Tentu ini tidak sebanding dengan pengorbangan yang telah bapak/ibu lakukan. Namun kami berharap insentif ini bisa menjadi penyemangat bapak/ibu dalam menjalankan tugas," kata Bupati Ipuk.
Menurut dia, insentif disalurkan dalam dua tahap. Tahap pertama telah tersalurkan sebesar Rp13,8 miliar untuk nakes di dua rumah sakit daerah (RSUD Blambangan dan RSUD Genteng), 45 puskesmas dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Lankesda), pada Juli 2021 lalu.
Hari ini, Pemkab Banyuwangi menyalurkan insentif nakes untuk tahap kedua senilai Rp10,49 miliar. Di tahap kedua ini, telah tersalurkan insentif senilai Rp1,64 miliar untuk 392 tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19 di Puskesmas dan Labkesda.
"Sisanya dalam waktu dekat akan segera disalurkan pada nakes lainnya. Penyaluran insentif ini langsung disalurkan ke rekening masing-masing nakes penerima insentif," paparnya.
Kata Bupati Ipuk, sebagai garda terdepan penanganan COVID-19 di Banyuwangi, nakes memiliki jasa yang sangat besar. Mereka tak hanya mengabdi di fasilitas kesehatan, tapi juga berdedikasi dengan membantu penyiapan protokol kesehatan di rumah ibadah, pesantren, rumah makan, hingga destinasi wisata.
"Sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas dedikasi para nakes, semoga menjadi ibadah yang diganjar berkah oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa," tuturnya.
Ipuk menambahkan, asesmen situasi COVID-19 di Banyuwangi sudah masuk ke level satu. Artinya tingkat risiko penularan COVID-19 di Banyuwangi dinilai rendah.
Banyuwangi telah memenuhi sejumlah indikator penilaian, di antaranya capaian vaksinasi dosis satu telah melampaui batas yang ditetapkan, yakni 70 persen dari total sasaran. Dan capaian vaksinasi dosis satu untuk lansia minimal 60 persen.
Di Banyuwangi sendiri, pada 22 November cakupan vaksinasi dosis satu telah mencapai 76,85 persen. Dan vaksinasi lansia telah mencapai 68, 87 persen.
"Tentu ini berkat kerja keras para nakes yang tanpa kenal lelah terus melakukan serbuan vaksinasi. Jemput bola turun ke desa-desa bahkan menjemput ke rumah-rumah warga. Terima kasih banyak, semoga kerja keras bapak/ibu menjadi berkah untuk keluarga," tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, dr. Widji Lestariono menjelaskan insentif nakes ini diberikan kepada tenaga kesehatan yang bekerja menangani covid-19 di RSUD Blambangan, RSUD Genteng, Laboratorium kesehatan daerah (labkesda), dan 45 puskesmas.
"Jumlah insentif masing-masing nakes tidak sama. Pemberiannya berdasarkan jumlah hari kerja, jumlah kasus terkonfirmasi yang jadi pemantauan, dan sebagaibya, sehingga antara satu nakes dengan lainnya berbeda nilai insentifnya," ujar Rio, sapaannya.
Misalnya, antara satu perawat dengan perawat lainnya bisa berbeda insentif yang didapat, tergantung jumlah hari kerja dan kasus yang ditangani. Bahkan bisa jadi, insentif perawat lebih besar dari dokter.
Insentif nakes yang berasal dari APBD Banyuwangi ini diperuntukkan mulai dokter spesialis, dokter umum, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya seperti laboratorium medik, nutrisionis, sanitarian dan lainnya. (*)
Pemkab Banyuwangi kembali serahkan insentif tenaga kesehatan penanganan COVID-19
Selasa, 23 November 2021 22:45 WIB