Surabaya (ANTARA) - Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan dan inovasi sumber daya manusia (SDM) di bidang penerbangan melalui gelaran Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP), Rabu (27/10).
Direktur Poltekbang Surabaya M Andra Aditiyawarman melalui keterangannya, Kamis, mengatakan seminar bertema "Peningkatan Kualitas Pendidikan Dan Inovasi Dalam Rangka Percepatan Recovery Dunia Penerbangan" ini digelar dalam rangka menghadirkan SDM berkualitas pihaknya berkomitmen melakukan berbagai inovasi.
“Termasuk kuat dan siap melalui situasi seperti sekarang ini. Kalau kata Prof. M Nuh ada mistery zone yang selalu tidak berjalan seimbang antara kognitif thinking dan hal-hal yang berhubungan teknologi sehingga ini yang perlu dicari solusinya melalui riset perguruan tinggi supaya kesenjangan tidak terlalu jauh. Mudah-mudahan mimpi kita memiliki SDM yang tangguh yang bisa mewujudkan cita-cita kita menjadi negara yang maju mampu memberikan kontribusi untuk bangsa dan negara ini," kata Andra.
Dalam penerapan jangka pendek, di bawah kepemimpinannya sebagai Direktur Poltekbang Surabaya akan segera merumuskan dan menyesuaikan kurikulum dan model silabus pengajaran sesuai situasional dan kebutuhan saat ini.
"Kita sedang mengembangkan pembelajaran berbasis augmented reality, juga didorong melakukan percepatan juga virtual reality dalam penggunaan media pembelajaran yang berbasis IT. Sehingga adanya hal tersebut bisa menambal kekhawatiran akibat berkurangnya daya serap taruna/taruni terkait pembelajaran yang biasa disampaikan melalui pembelajaran tatap muka," ujar Andra.
Untuk ke depannya, Poltekbang Surabaya juga akan memperluas gelaran SNITP hingga tingkat internasional dengan mengundang pembicara asal luar negeri yang sudah punya banyak pengalaman di dunia penerbangan internasional.
Acara ini diikuti oleh ratusan peserta taruna/taruni Poltekbang Surabaya serta undangan dari berbagai sekolah tinggi penerbangan se-Indonesia di bawah naungan Kemenhub yang juga ikut acara secara virtual.
Plt Kepala BPSDMP Kementerian Perhubungan Capt Antoni Arif Priadi mengatakan tema seminar nasional ini sangat relevan dengan peningkatan kualitas pendidikan dan inovasi dunia penerbangan guna meningkatkan keselamatan dan transportasi khususnya transportasi udara.
"Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, kami melaksanakan berbagai jenis pendidikan, baik formal maupun non formal, maupun yang bersifat soft skill dan hard skill. Atas dasar itu kami mendukung pelaksanaan SNITP ini agar muncul ide-ide segar dari kaum milenial untuk berinovasi lebih baik lagi," ujarnya.
Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Heri Sudarmaji mengapresiasi acara seminar ini. Menurutnya kegiatan ilmiah seperti SNITP perlu dilaksanakan rutin untuk terus mengupgrade keilmuan para civitas akademika. Sebab kualitas sumber daya manusia tidak lepas dari kualitas institusi pendidikannya dan kualitas pengajarnya.
"Kepada segenap civitas akademika, dosen dan semua peserta SNITP kami berpesan agar selalu berperan aktif dalam usaha meningkatkan kompetensi diri melalui seminar, pelatihan, konferensi ilmiah dan penulisan karya tulis ilmiah yang dipublikasikan secara nasional dan internasional," kata Heri.
Dalam materi SNITP dibahas pengetahuan terkait kebutuhan dalam dunia penerbangan, hingga cara-cara membangkitkan inovasi dalam dunia pendidikan. Seperti yang disampaikan Kepala Divisi Pusat Uji Terbang Chief Flight Engineer PT Dirgantara Indonesia Yustinus Kuswardana.
Diungkapkan bahwa dalam industri penerbangan pihaknya sangat membutuhkan SDM yang unggul di bidangnya sehingga bisa menguasai teknologi pesawat agar tercipta produk-produk pesawat dalam negeri yang berkualitas. Hal lainnya, yaitu ditemui permasalahan teknis bahan baku atau komponen perakitan pesawat yang masih susah didapqtkan di dalam negeri.
"Kami masih banyak menemui SDM yang belum standar dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi. Apalagi untuk beberapa bagian pesawat yang kita butuhkan juga masih susah mendapatkan di dalam negeri. Untuk mengupayakan hal itu, PT DI (Dirgantara Indonesia) terus menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah penerbangan di bawah Kemenhub. Dan ke depan PT DI akan terus berinovasi untuk bisa menciptakan rakitan-rakitan pesawat baru yang memang sesuai dengan medan di Indonesia," ujar dia.
Sementara, pembicara lainnya yaitu Prof. M Nuh juga memberikan gambaran terkait cara-cara berinovasi dalam dunia pendidikan. Ia menegaskan bahwa esensi dari pendidikan itu adalah belajar. Belajar untuk mengetahui sesuatu, how to know. Kemudian bagaiman caranya bisa melakukan sesuatu, how to do. Lalu, learn how to be, bagaimana supaya bisa memiliki profesi tertentu.
“Tetapi itu saja ndak cukup, ada namanya learn how to live together. Gimana caranya kita belajar supaya bisa hidup bersama-sama dengan yang lain. Di dalam desain ilmu pengetahaun tentang pendidikan ada yang namanya body of knowledge and body of profession," katanya.
"Yang namanya learn how to know komponen utama di dalam body of knowledge dan learn how to be komponen utama di body of profession. Antara pengetahuan dan profesi dijembatani dengan learn how to do dan learn how to live together," kata profesor kelahiran Surabaya ini.
Karenanya, ia berpesan untuk para civitas akademika berhati-hati betul dalam mendesain kurikulum maupun sistem pendidikan. (*)