Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Firda Iragama Wessels, mendapat gelar Puteri Pendidikan Indonesia Tahun 2021.
Perwakilan Provinsi Jawa Timur meraih gelar Puteri Pendidikan Indonesia Tahun 2021 pada grand final yang digelar di Bandung, Jawa Barat, Kamis, (7/10).
"Saya tidak tertalu menyangka akan menang karena ini pageant pertama yang saya ikuti dan finalis yang lain pun sangat berkualitas," kata dokter yang akrab disapa Firda itu melalui keterangannya, Senin.
Mendapat gelar Puteri Pendidikan Indonesia 2021, Firda ingin menjalankan visinya sebagai edukator di bidang kesehatan.
"Karena saya rasa saat ini masih belum ada ya, lulusan pageant yang fokus ke edukasi kesehatan. Maka dari itu saya ingin mengawalinya dengan gelar yang saya miliki sekarang," ujarnya.
Salah satu poin penilaian dalam pemilihan Putera dan Puteri Pendidikan Indonesia adalah advokasi. Yaitu bagaimana seorang putri pendidikan bisa menjalankan program-program untuk edukasi ke masyarakat.
Karena latar belakang Firda adalah kesehatan, fokus advokasinya pun di bidang edukasi kesehatan. Ada tiga program dari berbagai platform yang ia kembangkan. Pertama adalah edukasi melalui sosial media instagram yakni Tanya Ke Dokter.
Melalui ini, Firda membuat konten edukasi kesehatan umum yang biasa menjadi pertanyaan masyarakat. Di sini dia juga melakukan bincang interaktif dari dokter membahas suatu topik tertentu.
Selanjutnya adalah Bincang Pendidikan (Bidik). Di mana di Bidik, masih sama di Instagram, dia ingin menjadi penengah yang mempertemukan masyarakat dengan pembuat kebijakan untuk berdiskusi mengenai isu-isu di dunia Pendidikan. Dengan itu dia berharap, ada kesepahaman dari dua belah pihak.
Terakhir adalah Aplikasi Promilku yang bisa diunduh gratis melalui google play. Aplikasi ini ditujukan untuk ibu hamil agar bisa mengukur kebutuhan nutrisi yang baik dan benar.
Aplikasi ini lahir karena keprihatinan Firda terhadap ibu hamil di Indonesia yang masih banyak percaya mitos dan ibu kekurangan gizi. Akibatnya, saat dilahirkan, bayi kekurangan berat badan.
Menjadi health educator atau edukator di bidang kesehatan adalah motivasi terbesar Firda mengikuti ajang Putra & Putri Pendidikan Indonesia.
"Karena harus ada platform di mana orang bisa melihat kita. Gak mungkin orang bisa bicara ke kita, mengikuti apa yang kita omongkan kalau kita bukan siapa-siapa. Tidak melakukan apa-apa. Jadi saya harap melalui gelar ini advokasi kesehatan saya lebih bisa berjalan," katanya.
Firda menjelaskan banyak aspek penilaian dalam ajang Putri Pendidikan Indonesia 2021. Pertama penilaian selama masa karantina. Mulai dari cara presentasi, nilai ujian kompetensi serta bagaimana dia mengutarakan pendapat dalam Forum Group Disscussion (FGD).
Firda menuturkan, ia juga menjalani interview personal agar dewan juri mengetahui karakternya secara lebih dalam. Ini semua masuk aspek penilaian selama masa karantina.
Sementara Grand final adalah hari penentuan. Bagaimana calon putra putri pendidikan ini layak menjadi pemenang.
Mulai dari cara pembawaan diri, cara berjalan, cara berbicara dan yang tak kalah penting adalah grooming alias penampilan fisik.
Disimak dalam rekaman grand Final Pemilihan Putera dan Puteri Pendidikan Indonesia Tahun 2021, Firda mantap dalam menjawab semua pertanyaan dewan juri. (*)