Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mendorong pengembangan budi daya padi organik sehingga kualitasnya lebih bagus dan mampu menembus pasar swalayan.
"Saat ini di Kota Kediri sedang memacu target penggunakan bahan organik pada bidang pertanian hingga 5 persen. Hal ini dapat mendorong petani untuk berdaya dan mandiri. Karena dengan kemandirian petani, otomatis akan berdampak baik pada kemandirian pangan di Kota Kediri," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Sabtu.
Ia juga mengapresiasi dan mendukung pengembangan tanaman pertanian di Kota Kediri. Terlebih lagi, kini di Kota Kediri sedang menggalakkan penggunaan agensia hayati.
"Kami harap semakin banyak inovasi pangan yang bisa dicetuskan oleh para petani hebat di Kota Kediri dan mampu bersaing di pasaran," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Di Kediri, salah satu padi organik yang kini dibina oleh pemerintah kota adalah padi jenis Bramole yang merupakan campuran antara jenis Membramo dengan Rojolele. Beras itu dibudidayakan oleh Kelompok Tani Mukhti, Kelurahan Semampir, Kota Kediri.
Hal ini berawal dari Ketua Kelompok Tani Mukhti di Kelurahan Semampir, Kota Kediri, Supanudi, yang hendak menanam padi. Saat itu, bibit padi jenis Membramo kurang saat hendak tanam, hingga akhirnya mencampur dengan jenis Rojolele.
Dari hasil budi daya yang karena kekurangan bibit tersebut, kualitas padi yang ditanamnya pun ternyata disukai. Selain itu, dari segi tekstur dan rasa, beras ini memiliki karakteristik pulen, wangi dan tidak mudah basi.
Saat ini budi daya padi organik dengan nama Bramole itu sudah sekitar dua tahun ditanam. Sekali panen, padi yang dihasilkan bisa mencapai mencapai 1,5 ton dari 1.600 meter persegi lahan yang ditanami. Kini, kurang lebih ada 10-15 hektare yang ditanami padi jenis Bramole.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri (DKPP) Kota Kediri juga intensif mendampingi Kelompok Tani Mukhti, Kelurahan Semampir, yang berhasil membudidayakan beras organik "Bramole", sekaligus berkoordinasi dengan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) Provinsi Jatim untuk mendapatkan Sertifikasi Prima Beras Bramole.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri (DKPP) Kota Kediri Muhammad Ridwan mengatakan pihaknya mendukung inovasi yang dilakukan petani, salah satunya budi daya padi organik Bramole itu. Penjualan beras jenis Bramole ini bukan hanya lokal Kediri, melainkan banyak permintaan dari luar daerah.
"Bermula dari pembelian di kelurahan, kecamatan, dan dinas-dinas di Kota Kediri, kini pelanggan sampai harus menunggu stok beras saking banyaknya permintaan. Bahkan mulai banyak pesanan dari luar Kota Kediri, seperti Surabaya, Jogjakarta, hingga Jakarta," kata Muhammad Ridwan di Kediri, Jumat.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan DKPP Kota Kediri Ita Sachariani menambahkan DKPP akan terus mendampingi dan memandu agar petani terus terlibat hingga pascapanen. Selain itu, DKPP juga akan koordinasi dengan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) Provinsi Jatim untuk mendapatkan Sertifikasi Prima Beras Bramole.
"Ke depannya, beras Bramole dapat melebarkan penjualan hingga ke pusat perbelanjaan dengan kemasan premium. Kami juga tetap akan memandu agar kontinuitas produksi tetap terjaga. Kami harap para petani dapat berkomitmen untuk terus menjaga sisi kualitas dan kuantitas," kata Ita.
Saat ini, DKPP Kota Kediri sedang membahas proses pengemasan agar beras Bramole ini tetap bebas dari kutu, harga dapat bersaing sehingga nilai jual semakin tinggi.
Pemkot Kediri dorong pengembangan budi daya padi organik
Sabtu, 16 Oktober 2021 9:10 WIB