Surabaya (ANTARA) - Warga Ponorogo bernama Djasmi (46) tewas bersimbah di dalam rumahnya di Wisma Tirtoagung Asri, Gunung Anyar Tambak, Surabaya, Jumat.
Anak kandung korban, Septia Pratama mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. Sebelum pembunuhan terjadi, dia sempat ditelepon sang ibu untuk diminta segera pulang ke rumah.
"Saya ditelepon Ibu diminta segera pulang, Ibu bilang katanya sudah tidak kuat," kata Septia.
Saat pulang dari bekerja, sekitar pukul 12.00 WIB, Septia segera masuk ke dalam rumah. Di sana dia melihat orang tuanya berada di ruang belakang dalam kondisi bersimbah darah dalam keadaan kritis.
Septia segera melaporkan hal itu ke sekuriti setempat. Saat mencoba meminta pertolongan sembari mengangkat Ibunya ke ruang depan rupanya sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
Meninggalnya Djasmi mengalami luka di bagian kepala karena pukulan benda tumpul yang diduga dilakukan oleh suaminya berinisial IA. Pembunuhan itu terjadi diduga karena masalah asmara
"Mungkin karena cemburu, soalnya ibu pakai media sosial," ujar dia.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol Mirzal Maulana mengatakan pihaknya mengetahui kabar peristiwa itu dari masyarakat adanya seseorang meninggal.
"Setelah kami cek ke lokasi, melakukan olah TKP, dan bertemu putra korban, ada luka-luka di tubuh korban diduga dianiaya," kata Mirzal.
Mirzal menyebut ada luka di bagian kepala korban tepatnya di kening dan kepala bagian belakang.
"Terlihat kulit kepalanya mengelupas. Itu yang menyebabkan korban kehabisan darah kemudian meninggal dipangkuan putranya," ungkap dia.
Dari keterangan yang didapat pihaknya di lokasi kejadian, korban sempat menghubungi putranya menceritakan telah mengalami penganiayaan oleh suaminya.
"Korban sempat meminta tolong ke putranya sebelum meninggal. Pintu depan dalam keadaan terkunci, anaknya pas pulang masuk dari belakang," kata dia.
Saat ini, Mirzal sedang mengerahkan tim Unit Jatanras untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku berinisial IA tersebut.
"Tim Jatanras di bantu Polsek setempat melakukan pengejaran, semoga segera tertangkap," ujar Mirzal.(*)