Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto menegaskan komitmen perseroannya untuk mendukung regenerasi petani dan mendorong produktivitas pertanian nasional pada saat Hari Tani Nasional yang diperingati setiap 24 September.
“Maka dari petani milenial inilah kita berharap, karena tanah air kita luas dan subur dan perlu dikelola oleh petani-petani muda yang potensial ini,” kata Bob dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Dalam memperingati Hari Tani Nasional 2021, PT Pupuk Indonesia (Persero) menggelar live podcast bertema “Pupuk Indonesia Menyapa Petani Nusantara”. Dalam kegiatan ini, Pupuk Indonesia melakukan panen buah naga dan talkshow bersama 240 petani muda binaan dari berbagai daerah secara virtual dari Banyuwangi, Jumat (24/9).
Pupuk Indonesia mendorong regenerasi petani karena data dari berbagai sumber menyebutkan rumah tangga petani jumlahnya menurun dengan mayoritas petani telah berusia lebih dari 45 tahun.
Pupuk Indonesia, lanjut Bob, terus berupaya mendorong minat generasi milenial ke sektor pertanian. Di antaranya melalui program regenerasi petani yang bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan jumlah anak muda yang terjun di bidang pertanian. Salah satunya program yang dilakukan oleh anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu Petrokimia Gresik yang rutin menggelar Jambore Petani Muda sejak tahun 2017 dengan menghadirkan mahasiswa, pelajar, serta petani muda sukses dari berbagai daerah.
"Dari kegiatan tersebut, kami memotivasi anak muda agar konsisten di bidang pertanian, mendorong inovasi pertanian karya dalam negeri, mendorong iklim usaha agribisnis untuk generasi muda, membantu meningkatkan kesejahteraan petani milenial, serta menciptakan role model petani muda," ujar Bob.
Salah satu role model petani muda binaan Pupuk Indonesia adalah Edi Lusi yang merupakan mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan dan Taiwan kini sukses mengembangkan komoditas buah naga di Banyuwangi. Awalnya, Edi hanya menggarap lahan seluas 0,25 hektar hingga kini berhasil mengembangkannya menjadi 5 hektar.
Edi juga membentuk Paguyuban Petani Buah Naga Banyuwangi (PANABA) dengan ratusan anggota yang menggarap lahan buah naga seluas 3.000 hektar lebih. Hal ini menjadikan Banyuwangi sebagai penghasil buah naga terbesar di Indonesia yang memasok ke berbagai kota hingga mancanegara. Produk olahannya pun sangat beragam, mulai dari mie, sirup, keripik, jus, dan sebagainya.
"Pertanian adalah sesuatu yang menjanjikan, jangan takut jadi petani, jadilah petani yang berkreasi dan modern, dengan maksimalkan komoditas yang digeluti. Misalnya buah naga yang awalnya 0,5 kg kini dengan inovasi bisa menjadi 1 kg per buah," ujar Edi.
Selain Edi, Pupuk Indonesia juga membina puluhan petani muda lainnya dari berbagai daerah. Mereka mengembangkan dan meningkatkan produktivitas dari berbagai macam komoditas pertanian dan berhasil memberikan dampak ekonomi dan sosial bagi lingkungan sekitarnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan bahwa pertanian merupakan sektor yang menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar di Banyuwangi. Jumlah petani di Banyuwangi pun masih cukup signifikan, yaitu sekitar 126 ribu orang yang tergabung dalam 1.595 kelompok tani.
Kabupaten Banyuwangi menyiapkan sejumlah program unggulan untuk menarik minat generasi milenial di bidang pertanian. “Salah satu program kami adalah Jagoan Tani, di mana kami menghadirkan sektor pertanian yang lebih modern dan terdigitalisasi,” ujar Ipuk.
Jagoan Tani merupakan program kompetisi generasi milenial di bidang pertanian. Dalam program ini, pemerintah daerah Banyuwangi memberikan stimulus kepada pemenang. Seperti penyediaan lahan, hadiah dalam bentuk modal usaha pertanian, hingga menyediakan mentor dari kalangan akademisi dan praktisi.
"Salah satu adalah Pak Panji, Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia, yang telah menjadi salah satu mentor dalam program Jagoan Tani," ujar Ipuk. (*)