Surabaya (ANTARA) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur Bambang Mukti Riyadi menyatakan indeks literasi keuangan Jawa Timur meningkat dari 35,6 persen menjadi 48,95 persen, seiring dengan meningkatnya indeks inklusi keuangan wilayah setempat dari 73,2 persen menjadi 87,96 persen.
Bambang menjelaskan kenaikan indeks literasi keuangan di Jatim ini salah satunya karena semakin sadarnya masyarakat dalam memahami digitalisasi keuangan, sehingga saat ini tercatat 66,4 persen pelajar yang memiliki rekening tabungan di 50 bank penyelenggara SimPel.
"Kami optimistis bahwa target literasi dan inklusi keuangan Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 50 persen dan 90 persen pada tahun 2024 dapat tercapai," kata Bambang, dalam acara peringatan Hari Indonesia Menabung yang dipusatkan di Surabaya, Rabu.
Kementerian Komunikasi Informatika dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi secara resmi meluncurkan program Literasi Digital Nasional (LDN), yang menargetkan 50 juta masyarakat dengan tingkat literasi digital tinggi pada tahun 2024.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mengingatkan bahwa 80 persen ekonomi global pada 2030 akan banyak bertumpu pada sektor UMKM, 99 persen layanan UMKM akan dilakukan melalui daring, serta 85 persen UMKM di Indonesia masuk ke e-commerce.
Oleh karena itu, gubernur perempuan pertama di Jatim itu memastikan digitalisasi sektor keuangan merupakan infrastruktur pendukung yang penting bagi koneksitas UMKM secara daring dalam tataran global.
"Generasi sekarang perlu memahami dan menyiapkan diri, bahwa upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi pelajar pada hari ini sangat penting, karena menjadi bagian dari upaya menyiapkan ekosistem menghadapi tantangan ekonomi digital ke depan," katanya.
OJK: Indeks literasi keuangan di Jatim meningkat
Rabu, 25 Agustus 2021 21:32 WIB