Gresik, Jatim (ANTARA) - Tingkat keterisian tempat tidur (BOR) sejumlah rumah sakit (RS) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, turun drastis hingga 16 persen, seiring dengan turunnya pasien positif COVID-19 di wilayah setempat.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani di Greisk, Senin mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur sejumlah RS rujukan COVID-19 saat ini tinggal 16,27 persen atau hanya 88 orang.
Sebelumnya, tingkat keterisian tempat tidur pernah mencapai 86 persen, kemudian turun menjadi rata-rata 68 persen dan 35,98 persen.
Gus Yani, panggilan akrab Fandi Akhmad Yani, mengatakan untuk jumlah pasien COVID-19 aktif di Gresik juga sangat menurun dan hanya tinggal 490 orang, dengan 402 pasien masih melaksanakan isolasi mandiri.
"Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu. Tapi harus tetap ingat, tidak boleh lengah dan tetap melaksanakan pengetatan protokol kesehatan," katanya.
Gus Yani pada saat acara mengumpulkan para kades/lurah, juga meminta pihak pemerintahan tingkat bawah mendorong pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah mau digeser ke RS Lapangan Gelora Joko Samudro (Gejos) untuk melakukan isolasi terpusat.
"Bila tidak mau isolasi terpusat, silahkan dipanggil pakai mobil ambulans atau mobil siaga. Silahkan tinggal telepon ke posko terdekat," kata Gus Yani, menjelaskan.
Ia berjanji memberikan voucher belanja senilai Rp200 ribu kepada warga yang mau dibawa untuk isolasi terpusat, dan memberikan pemenuhan kebutuhan pokok bagi keluarga miskin.
"Perawatan isolasi terpusat di RS Lapangan Gejos lebih terawat. Paling hanya seminggu sudah pulang," kata Gus Yani.
Sementara itu, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah bersyukur kasus COVID-19 terus menurun, namun dirinya mengingatkan agar masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.
"Jangan sampai lengah, mengingat COVID-19 masih ada di sekitar kita. Kades harus tetap berkampanye untuk melakukan gerakan hidup sehat dan selalu mengingatkan Prokes," kata Bu Min, sapaan akrab Aminatun Habibah.(*)