Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya siap menerapkan vaksinasi door to door atau dari rumah ke rumah kepada para ibu hamil, seperti yang telah dilakukan sebelumnya kepada para lansia dan penyandang disabilitas.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Jumat, mengatakan vaksinasi door to door itu dilakukan setelah vaksinasi massal ibu hamil dosis 1 di Airlangga Convention Centre Universitas Airlangga Surabaya, Kamis (19/8), tidak mencapai target.
"Kemarin sasaran 1.000 ibu hamil, tapi baru tercapai 800," kata Febria.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu hamil tidak datang saat pelaksanaan vaksinasi massal di ACC Unair Surabaya, salah satunya belum mendapat izin dari suami.
"Belum dapat izin dari suami. Terus kemudian masih ragu-ragu," katanya.
Adanya beberapa faktor tersebut, lanjut dia, pihaknya menyatakan bakal melakukan pendekatan-pendekatan secara persuasif. Ia berharap seluruh ibu hamil di Surabaya yang telah ditetapkan menjadi sasaran, bersedia untuk divaksin COVID-19.
"Ini masih kami lakukan pendekatan karena nanti bumil wajib melakukan vaksin seperti waktu kami mewajibkan mereka tes usap PCR," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa siapapun bisa tertular COVID-19, termasuk pula ibu hamil. Untuk itu, vaksinasi ini dinilainya penting untuk menumbuhkan kekebalan kelompok bagi ibu hamil. Apalagi, bumil juga tergolong rentan tertular COVID-19.
"Siapa saja bisa tertular. Kalau bumil kan rentan, mudah tertular. Jadi, di Surabaya penularannya bukan lagi klaster-klaster, tapi sudah komunitas," katanya.
Ia menambahkan bahwa usia kehamilan yang aman divaksin setelah melewati tiga bulan pertama atau setelah melewati trimester pertama. Ia memastikan vaksinasi kepada bumil tidak membahayakan bagi janin atau calon bayi.
"Kami utamakan yang risiko tinggi, usia 35-40 tahun. Yang punya komorbid (tidak akut dan terkontrol) itu juga. Janinnya jadi kuat," katanya. (*)
Vaksinasi "door to door" untuk ibu hamil siap diterapkan di Surabaya
Jumat, 20 Agustus 2021 16:50 WIB