Jakarta (ANTARA) - Setiap tahun, Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tak pernah lepas dari lagu-lagu bertema kebangsaan yang ditembangkan banyak orang, tidak hanya oleh kelompok paduan suara di Istana Merdeka tetapi juga orang-orang yang merayakan kemerdekaan di rumah.
Setiap tahun pula kita selalu mendengar lagu Indonesia Raya dinyanyikan pada saat upacara bendera, di samping lagu nasional dan populer lain yang akrab di telinga kita seperti Hari Merdeka, Bagimu Negeri, Halo, Halo Bandung, hingga lagu Bendera yang dibawakan grup band Cokelat.
Pada umumnya, lagu-lagu bertema nasionalisme memiliki lirik dan melodi yang terasa menggugah jiwa dan rasa cinta terhadap ibu pertiwi. Melodi yang mengalun terkadang dapat membangkitkan gelora dan semangat kemerdekaan, terkadang membawa rasa sendu dan sedih pada pendengar.
Berikut ini ANTARA telah merangkum tujuh lagu bertema nasionalisme, mulai dari yang terkini hingga yang lawas, dan mulai dari yang populer hingga yang jarang terdengar di telinga umum. Kata-kata dan kisah di balik lagu berikut ini memantik jiwa kita agar merenungkan kembali makna kemerdekaan.
Merah Putih Tepat di hari kemerdekaan Indonesia ke-76, Iwan Fals meliris lagu Merah Putih yang menjadi bagian single kedua dari album terbaru yang tengah disiapkan. Lagu ini turut merayakan Indonesia pada hari ini dengan segala dinamika yang bergulir dengan cepat dan harapan di masa mendatang.
Indonesia, ya Indonesia; Merah Putih, Pancasila, NKRI dengan segala macam sejarahnya, baik yang modern atau masa lalu, kata Iwan Fals melalui siaran pers pada Senin.
Indonesia terus bergerak, terus berproses. Ibaratnya, jadi proses gabungan dari melodi dan syair kalau dalam konteks musik, pungkasnya.
This is Indonesia Lagu This is Indonesia baru saja dirilis pada Minggu (15/8) dibawakan oleh Atta Halilintar bersama Aurelie Hermansyah, Krisdayanti, Lenggogeni Faruk Halilintar, dan duo internasional DJ BEAUZ.
Lagu bergenre hip-hop etnic ini memiliki pesan tentang pentingnya persatuan dan mengenal kembali kebudayaan luhur Indonesia. Selain itu, This is Indonesia juga turut menyebarkan semangat positif bagi masyarakat agar tetap tangguh dan tumbuh bersama meski dalam keadaan sulit sekalipun.
Indonesia Raya
Hiduplah Indonesia Raya
Selama mentari masih menyinari dunia
Truslah lindungi negri tercinta Kita
Zamrud Khatulistiwa Lagu ini ditulis oleh Guruh Soekarno Putra dan pernah dipopulerkan penyanyi legendaris Chrisye pada tahun 1996. Baru-baru ini, Jumat (13/8), lagu Zamrud Khatulistiwa kembali dibawakan oleh para penyanyi masa kini, yaitu Rossa, Kunto Aji, Rayi Putra, dan Aurelie, serta diaransemen ulang Dipha Barus.
Zamrud Khatulistiwa merupakan lagu yang tak lekang oleh waktu dan membawa pesan pada kita semua tentang makna bersyukur dan sukacita hidup di Indonesia yang memiliki keindahan alam dalam keberagaman.
Selalu berseri, alam indah permai di Indonesia
Negeri tali jiwa hawa sejuk nyaman
Wajah pagi rupawan burung berkicau ria
Bermandi embun surga
Menjadi Indonesia Karya Efek Rumah Kaca yang dirilis 2008 lalu ini seolah mengajak kita yang hidup pada hari ini untuk merefleksikan kembali makna seperti apa yang disebut menjadi Indonesia.
Refleksi ini bisa dilakukan dengan menengok ke masa lampau, menemukan relevansi pelajaran untuk masa kini dan mengantisipasinya untuk harapan di masa depan.
Lirik lagunya bertutur dengan bahasa sederhana namun tetap terasa puitis dan bersahaja. Menjadi Indonesia secara tidak langsung juga mengajak kita agar tidak terlelap terus-menerus dalam kondisi apapun dan tetap menjaga optimisme untuk masa depan.
Lekas bangun dari tidur berkepanjangan
Menyatakan mimpimu
Cuci muka biar terlihat segar
Merapikan wajahmu
Masih ada cara menjadi besar
Memudakan tuamu
Menjelma dan menjadi Indonesia
Pantang Mundur Lagu Pantang Mundur diciptakan oleh Titiek Puspa. Lirik lagi ini memiliki makna kontemplasi perasaan kerelaan, ketulusan jiwa, dan kebesaran hati seorang istri melepaskan kepergian sang suami yang berjuang di medan perang.
Dalam beberapa bagian melodi lain, lagu ini menggelorakan perasaan tegar sekaligus semangat untuk para pejuang mencapai keagungan negara.
Kulepas dikau pahlawan
Kurelakan dikau berjuang
Demi keagungan negara
Kanda pergi ke Medan Jaya
Jembatan Merah Lagu gubahan Gesang ini terinspirasi dari Jembatan Merah yang berlokasi di Surabaya. Pada 1945, jembatan ini menjadi medan perang yang cukup sengit melawan pasukan NICA. Pertempuran ini berusaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang pada saat itu baru berusia empat bulan.
Jembatan Merah berkisah tentang seorang perempuan yang melepas laki-laki pujaan hatinya untuk bertempur di Surabaya.
Biar jembatan merah
andainya patah aku pun bersumpah
Akan kunanti dia di sini
bertemu lagi
Melati di Tapal Batas Lagu perjuangan karya Ismail Marzuki dan Suto Iskandar ini diciptakan atas permintaan Komandan Resimen V Cikampek Letnan Kolonel Moeffreni Moe'min yang memimpin pertempuran di wiliayah Jakarta dan sekitarnya saat masa revolusi.
Di tengah suasana revolusi yang menggelegak, para remaja putri maju di medan tempur dengan hanya bermodalkan semangat tanpa dibekali keahlian khusus dalam bertempur. Sebagian dari mereka berasal dari keluarga petani dan menjadi sasaran peluru.
Moeffreni Moe'min merasa prihatin dan terenyuh melihat persitiwa tersebut. Melalui lagu Melati di Tapal Batas, secara tidak langsung ia memberi pesan kepada remaja putri bahwa perjuangan tidak selamanya harus membawa senjata di garis depan, tetapi juga di garis belakang yang membutuhkan bantuan tenaga medis dan logistik.
Lagu ini ditujukan agar para pemudi bisa menarik diri dari medan pertempuran tanpa harus merasa kehilangan kehormatan.
Oh pendekar putri yang cantik
Dengarlah panggilan ibu
Sawah ladang rindu menanti
Akan sumbangan baktimu (*)