Surabaya (ANTARA) - Satu lagi sahabat pergi. Saiful Bahri, pewarta foto Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Jawa Timur yang bertugas di Madura, meninggal dunia, Kamis pagi, 1 Juli 2021.
Dua pekan lalu, tepatnya Senin, 21 Juni 2021, Saiful Bahri sempat mengabadikan foto yang memberitakan lonjakan kasus infeksi virus corona (COVID-19) di Pamekasan, Madura. Foto liputan itu ternyata menjadi karya jurnalistik terakhirnya. Dia mengambil foto kondisi penanganan pasien terpapar COVID-19 di RSUD dr. Slamet Martodirjo, Pamekasan.
Sebuah tindakan yang sangat berani dan berisiko tinggi dalam kondisi lonjakan kasus COVID-19 dilakukan Saiful Bahri. Masuk rumah sakit untuk mengambil foto penanganan pasien terpapar virus corona. Entah bagaimana Saiful Bahri berani mengambil risiko itu, sementara rekan-rekan di ANTARA Biro Jatim selama ini tak ada yang senekat itu.
Keesokan harinya selepas liputan di RSUD, Saiful Bahri merasakan kondisi badannya mulai sakit dengan gejala batuk-batuk. Kemudian dia berinisiatif menjalani tes usap polymerase chain reaction (PCR) dan hasilnya keluar tanggal 25 Juni dinyatakan positif COVID-19.
Pria kelahiran Sampang, 3 Maret 1968, yang bersama keluarganya telah lama tinggal di Pamekasan itu memutuskan menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun, karena kondisi kesehatannya tak kunjung membaik, pada 29 Juni, Saiful Bahri menjalani perawatan di RSUD dr. Slamet Martodirjo, Pamekasan.
Kemarin, sekitar pukul 07.00 pagi, tersebar kabar duka Saiful Bahri telah berpulang dalam usia 53 tahun. Dia menghembuskan nafas terakhir saat berjuang melawan COVID-19 di tempat terakhir menjalani liputan jurnalistik. Innalillahi wa innailaihi rojiun. Setiap yang berjiwa akan merasakan mati (QS Ali Imran 185).
Saya bersaksi Saiful Bahri adalah orang baik. Saat saya mendapat tugas liputan khusus di Madura pada 2019, rekan-rekan seprofesi di Pamekasan juga menyatakan demikian.
Salah satu kebaikannya yang rasanya akan selalu dikenang, Saiful Bahri adalah jurnalis senior yang tidak pernah meninggalkan para juniornya di medan liputan konflik.
Saat pertama kali pecah konflik Sunni-Syiah di Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, pada 26 Agustus 2012, Saiful Bahri membebaskan sejumlah rekan jurnalis yang disandera salah satu kelompok massa karena keberatan peristiwa konflik tersebut diberitakan.
"Ajiah tang oreng (Mereka anak buahku)," teriak Saiful Bahri kepada kelompok massa yang beberapa di antaranya sedang mengalungkan celurit kepada rekan-rekan jurnalis.
Ketokohan Saiful Bahri di mata masyarakat setempat membuat para jurnalis akhirnya dibebaskan dan diizinkan mengambil gambar untuk kemudian menyebarluaskan berita tersebut ke seantero dunia.
Karya-karya foto Saiful Bahri terkait konflik Sunni-Syiah itu keesokan harinya menghiasi halaman depan berbagai surat kabar nasional. Sebuah berita konflik yang sampai hari ini tidak pernah terselesaikan.
Hari ini, kami, keluarga besar LKBN ANTARA, khususnya Biro Jawa Timur, berduka. Tadi malam kami memanjatkan doa dan tahlil bersama secara virtual untuk kepergian almarhum Saiful Bahri.
Selamat jalan Gus Saiful Bahri, insyaAllah husnul khatimah...